Depresi Melanda Ibu Sandi Sunandar Saat Mengetahui Anaknya Meninggal Akibat Bunuh Diri

by -30 Views

Bekasi – Pada pukul 12.20 WIB, rumah orang tua Sandi Sunandar (32), seorang guru SD 01 Sukasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, terlihat ramai dikunjungi oleh rekan satu profesinya. Hal ini terjadi pada Senin (23/11/2023), tepat tiga hari setelah Sandi Sunandar meninggal dunia karena gantung diri.

Suma (51), paman Sandi Sunandar, mengaku bahwa kematian yang tidak wajar tersebut sangat menghancurkan dirinya. Terutama ibu Sandi Sunandar, Manah (56), masih belum bisa diajak berkomunikasi setelah melihat anaknya meninggal dengan cara gantung diri di pintu rumah.

“Ibunya masih depresi. Namanya juga meninggal bukan karena sakit atau kecelakaan, jadi itu membuat ibunya sangat sedih,” kata Suma saat ditemui oleh Republika di kediaman orang tua Sandi Sunandar di Desa Sukasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada Senin (23/10/2023).

Suma menjelaskan bahwa Sandi Sunandar merupakan orang yang pendiam dan tidak banyak bicara. Meski begitu, ia cukup taat dalam menjalankan syariat agama.

“Pendiam juga orangnya. Kalau dibandingkan dengan saya dalam hal agama, dia (Sandi Sunandar) lebih taat,” ujarnya.

Suma juga tidak percaya bahwa keponakannya meninggal karena gantung diri. Menurut pengetahuannya, Sandi Sunandar tidak memiliki masalah berat yang sedang dihadapinya.

“Setahu saya, tidak ada masalah berat. Semuanya biasa saja,” kata Suma.

Di samping itu, Suma juga menjelaskan bahwa Sandi Sunandar sudah berpisah dengan istrinya beberapa bulan yang lalu. Namun, perpisahan tersebut bukanlah salah satu penyebab Sandi bunuh diri.

“Walaupun sudah berpisah, hubungannya dengan mantan istrinya masih baik,” kata Suma.

Bahkan, saat Sandi Sunandar meninggal dunia, mantan istrinya dan keluarganya datang untuk menyampaikan duka cita. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara Sandi Sunandar dan mantan istrinya masih baik.

“Saat kejadian, mantan istri dan keluarganya masih datang. Ini artinya tidak ada masalah di keluarga,” tambahnya.

Suma juga mengungkapkan bahwa Sandi Sunandar melakukan bunuh diri di rumah barunya yang baru selesai dibangun. Ia tinggal sendirian di rumah tersebut, tanpa ada yang menemani.

“Sandi tinggal sendirian di rumahnya. Jika ada orang lain, pasti akan dicegah,” jelasnya.

Selain itu, Suma juga mengatakan bahwa Sandi Sunandar memiliki seorang anak yang berusia 13 tahun. Namun, anaknya tinggal bersama neneknya di Garut.

“Anaknya tinggal di Garut bersama neneknya,” ungkapnya.

Sebelumnya, seorang guru di Kampung Pasir Randu, Desa Sukasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, ditemukan meninggal karena gantung diri. Guru berinisial SS (32) ditemukan tergantung di dalam rumahnya, tepatnya di pintu kamar pada Sabtu (21/10/2023) pagi. Saat ditemukan, SS menggunakan tali tambang dan ember cat tembok sebagai sepeda kakinya. SS ditemukan sudah meninggal oleh ibunya sekitar pukul 06.00 WIB.

“Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, SS diduga bunuh diri karena masalah keluarga,” kata Kapolsek Serang Baru, AKP Josman Harianja.

Keluarga korban juga mengakui bahwa sejak pindah ke rumah yang baru dibangun, SS sering terlihat murung. Meski demikian, keluarga belum menyampaikan apa yang menyebabkan SS menjadi murung.

“Sejak pindah ke rumah baru, dia terlihat murung dan pendiam, tidak pernah bercerita apa-apa,” ujar salah satu anggota keluarga korban.

Josman Harianja menjelaskan bahwa SS ditemukan tewas karena bunuh diri di dalam rumahnya. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh SS.

“Kami memeriksa tempat kejadian perkara dan membawa korban ke RSUD Cileungsi. Kemudian keluarga langsung membawa SS untuk dikuburkan,” katanya.

(Rep/RA)