REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Perubahan, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengklarifikasi pernyataannya yang menyebutkan, Indonesia akan dalam bahaya jika Amin (Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar) tidak menang dalam Pilpres 2024. Dia menganggap, pernyataan itu dituding sebagai bentuk kesombongan.
“Itu kan konteksnya bahaya neo Orde Baru, neo liberalisme, neo Orde Baru yang berwajah baru, itu bahaya, bahayanya soal itu. Kita waspada soal itu,” kata Cak Imin kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Ketua umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menekankan, pernyataannya tidaklah bernilai kesombongan, seperti yang ditudingkan oleh Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid. “Bukan (sombong), kita mengingat bahaya neo Orde Baru,” ucap Cak Imin.
Menurut dia, pernyataannya itu bersifat internal partai karena disampaikan ketika acara konsolidasi caleg PKB di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Karena itu, Cak Imin meminta hal itu tidak disalahartikan.
“Itu forum internal PKB ya yang kita selalu memetakan bahaya-bahaya nasional, salah satu bahaya nasional adalah tumbuh berkembangnya KKN, korupsi kolusi nepotisme. Orde Baru itu jatuh karena KKN, karena nepotisme. Nah kita warning kepada kader sebetulnya internal kita supaya harus kerja keras agar KKN itu tidak menjamur, karena kalau KKN masih menjamur masa depan bangsa kita akan bahaya,” jelasnya.
Sebelumnya, cawapres nomor urut 1, Cak Imin meminta kadernya untuk berusaha keras memenangkan pasangan Amin dengan memahami urgensi perubahan. Dia berujar, Indonesia akan dalam ancaman bahaya dan kehancuran apabila pasangan Amin tidak menang dalam kontestasi Pilpres 2024.
“Keringat kalian jerih payah kalian, semangat kalian tidak akan pernah sia-sia. Karena apa? Karena yang disampaikan Mas Anies itu urgensi kebutuhan. Kalau kita tidak menang, Indonesia dalam ancaman bahaya dan kehancuran,” ujar Imin saat konsolidasi caleg PKB di kawasan Ancol, Jakarta Utara pada Rabu (29/11/2023) malam WIB.