LEADERSHIP ATTRIBUTES – prabowosubianto.com – prabowo2024.net

by -2174 Views
LEADERSHIP ATTRIBUTES – prabowosubianto.com – prabowo2024.net

Keberanian Dalam seorang prajurit, keberanian adalah mutlak penting. Keberanian tidak hanya berkaitan dengan keberanian fisik tetapi juga keberanian moral. Keberanian fisik terlihat dalam kesediaan untuk mengatasi rasa takut di hadapan luka dan kematian. Keberanian moral adalah keberanian untuk menghadapi risiko kehilangan jabatan, pangkat, dan posisi karena tindakan yang tidak disukai oleh atasan namun sesuai dengan keyakinan seorang prajurit TNI. Keberanian fisik dan keberanian moral terwujud dalam kemampuan pemimpin membuat keputusan di situasi sulit dan berisiko. Tanpa keberanian, seorang pemimpin militer tidak bisa berhasil. Begitu seorang komandan kehilangan keberaniannya, penghargaan dari para bawahannya akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali.

Kepribadian Unggul Seorang pemimpin militer harus memiliki kepribadian yang menonjol dan baik. Saya katakan kepribadian baik karena banyak tokoh yang menonjol namun tidak baik, seperti Adolf Hitler, Pol Pot, Stalin, dan Al Capone. Orang baik selalu menunjukkan kejujuran, meletakkan kepentingan orang lain di depan diri mereka, menampilkan kerendahan hati dan kesediaan berkorban, serta tidak mudah goyah oleh keadaan. Dari leluhur Indonesia, kita bisa belajar delapan kualitas pribadi pemimpin yang baik, yang dikenal sebagai hasta brata: Seorang pemimpin harus seperti Laut (Pindo Jaladri). Seorang pemimpin pemikir yang luas, mampu mendengarkan hal-hal negatif tetapi selalu melakukan hal-hal positif. Seorang pemimpin harus seperti Bulan (Pindo Candra). Seorang pemimpin selalu menjadi cahaya petunjuk di tengah kegelapan. Seorang pemimpin harus seperti Bintang (Pindo Kartika). Seorang pemimpin bisa menunjukkan arah yang benar kepada rakyatnya dan selalu menunjukkan harapan. Seorang pemimpin harus seperti Gunung (Pindo Arga). Seorang pemimpin memiliki keyakinan teguh yang tidak mudah terpengaruh oleh keadaan. Seorang pemimpin harus seperti Bumi (Pindo Bahana). Seorang pemimpin memahami apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya dan memberikan bantuan tanpa diskriminasi. Seorang pemimpin harus seperti Api (Pindo Dahana). Seorang pemimpin memberikan kehangatan dan dapat menyemangati semangat orang-orangnya serta menghapus ketidaksetaraan dan ketidakadilan. Seorang pemimpin harus seperti Angin (Pindo Bayu). Seorang pemimpin dapat bergerak dengan bebas dan dapat dirasakan di mana-mana. Seorang pemimpin harus seperti Matahari (Pindo Surya). Seorang pemimpin selalu menjadi sumber energi positif bagi lingkungannya. Delapan sifat kepribadian yang bisa kita pelajari dari leluhur bangsa sebaiknya dipertimbangkan karena kebijaksanaan mereka tidak boleh dianggap remeh. Pada dasarnya, jika seorang pemimpin memiliki sifat kepribadian negatif seperti keserakahan, ketidakjujuran, keegoisan, kepengecutan, kepedulian yang rendah, ketidakadilan, rasa entitlement, dan narsisme, maka sangat cepat ia akan ditinggalkan dan bahkan menentang oleh bawahannya sendiri.

Kesetiaan Seorang pemimpin militer harus memiliki kesetiaan yang kuat dan mutlak kepada negara, bangsa, dan rakyat. Jika ia tidak setia, ia tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi cobaan dan kesulitan dalam hidupnya sebagai seorang pemimpin. Kesetiaan dapat tercermin dalam komitmen seseorang terhadap sebuah organisasi, dedikasi kepada rekan-rekan, dan orang-orang yang ia pimpin. Ada pemimpin yang, dalam keadaan yang tidak menguntungkan, cepat menyalahkan bawahan mereka. Banyak juga yang cenderung mencari kesalahan pada bawahannya ketika segalanya berjalan tidak lancar. Di sisi lain, jika bawahannya berhasil, mereka sering kali adalah yang pertama keluar dan mengklaim kemenangan sebagai milik mereka sendiri. Seorang pemimpin sejati selalu berusaha untuk membela dan menempatkan kepentingan bawahannya di atas kepentingannya sendiri. Ada satu kebijaksanaan militer kuno yang bisa kita pelajari dalam hal ini: Jika kamu peduli pada bawahmu, bawahanmu akan peduli pada kamu.

Keterampilan Profesional Untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, seseorang harus memiliki keterampilan dan kemampuan profesional. Seorang pemimpin harus menguasai bidangnya dengan baik. Jika mereka adalah komandan batalyon infanteri, mereka harus memahami semua jenis infantri. Seorang pemimpin harus benar-benar menguasai semua teknik dan taktik mulai dari tingkat pleton, kompi, hingga batalyon. Mereka seharusnya memiliki visi setara dengan dua tingkat di atas mereka dan penguasaan setara dengan dua tingkat di bawah mereka. Seorang pemimpin yang berani namun bodoh akan menyebabkan banyak korban pada bawahannya.

Passion Elemen kelima yang saya percayai harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah gairah. Itu adalah apa yang mendorong seorang pemimpin militer untuk bertindak dan maju dengan dinamis. Gairah mendorong seorang prajurit untuk menahan penderitaan dan tetap tenang serta teguh di hadapan bahaya. Gairah akan mendorong seorang pemimpin militer untuk mencapai kemenangan. Tanpa gairah, seorang pemimpin tidak bisa mencapai hasil yang gemilang. Jika dua orang yang sama cerdas dan mampu bersaing, orang yang memiliki gairah lebih besar akan muncul sebagai pemenang. Ada sebuah pepatah dalam militer yang mengatakan: Rencana yang paling brilian yang dijalankan dengan setengah hati akan memberikan hasil yang lebih buruk daripada rencana sederhana yang dijalankan dengan penuh semangat. Perang bisa dimenangkan dengan senjata, namun mereka dimenangkan oleh orang-orang. Itu adalah semangat orang-orang yang mengikuti dan orang yang memimpin yang memenangkan kemenangan. (Jenderal G.S. Patton) Menurut pendapat saya, berdasarkan studi saya tentang sejarah kepemimpinan militer yang sukses dan efektif, saya percaya bahwa setiap pemimpin militer harus memiliki dan menjalani filosofi kepemimpinan. Filosofi memberi arahan kepada seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Filosofi yang sering saya gunakan adalah 11 Prinsip Kepemimpinan TNI, yang akan saya bahas secara detail dalam Bab 10 buku ini, dan sebuah prinsip sederhana yang seperti ini: Bagi saya, itu berarti dalam membuat keputusan atau kebijakan, seseorang harus bertanya pada diri sendiri apakah itu akan menguntungkan negara, bangsa, dan angkatan bersenjata. Jika iya, jangan ragu, dan baru setelah ini seseorang bisa memikirkan kepentingannya sendiri. Bukan sebaliknya. Apabila seseorang sudah meletakkan kepentingannya di atas kepentingan bawahannya, apalagi kepentingan negara, maka seseorang itu bertindak egois dan menunjukkan kepemimpinan yang buruk. Pertama: Tanah Air Saya; Kedua: Bawan Saya, Kemudian ketiga: Saya Sendiri.

Hal Lain yang Mendefinisikan Kepemimpinan Militer yang Sukses Kebugaran Fisik Seorang pemimpin militer harus memiliki kebugaran fisik yang sangat baik. Ia harus mampu memimpin bawahannya dengan contoh dan menjadi teladan. Seorang pemimpin militer tidak akan efektif jika ia tidak bugar. Dia tidak bisa memimpin para bawahannya jika ia tidak hadir di tengah-tengah mereka atau di depan mereka. Ketahanan fisik yang sangat baik diperlukan untuk menghadapi tekanan kehidupan militer dan stres kehidupan sehari-hari.

Kehadiran Pada Saat dan Tempat Kritis Para senior saya sering mengajari saya bahwa pemimpin harus selalu hadir di tempat dan saat yang paling kritis. Kehadiran seorang pemimpin bisa menenangkan para bawahan yang mungkin terganggu oleh kondisi-kondisi yang tidak pasti dan bahaya yang dihadapi. Seorang pemimpin militer juga harus mampu membaca dan menilai situasi dengan dekat. Dia harus mampu merasakan psikis bawahannya dengan sangat kritis. Keputusan penting seringkali harus diambil dengan cepat dan tepat. Dalam situasi darurat, perubahan sering terjadi dengan sangat cepat. Oleh karena itu, seorang pemimpin militer yang memantau situasi kritis dari jauh sering lambat dalam membuat keputusan kunci, terkadang keputusan hidup atau mati.

Pemikiran Ke Depan dan Kreativitas Seorang pemimpin harus memiliki pola pikir ke depan untuk menerapkan kebijakan-kebijakan yang dapat memperbaiki situasi saat ini untuk mencapai kemajuan di masa depan. Menjaga status quo dan mengabaikan masalah-masalah yang memerlukan perbaikan dan perubahan akan mengarah pada stagnasi, bahkan degenerasi dan degradasi. Seorang pemimpin harus kreatif dan dinamis. Jika ia hanya menunggu perintah dan tidak ingin mengambil inisiatif, organisasi yang dipimpinnya tidak dapat bangkit menghadapi tantangan-tantangan yang mungkin muncul tiba-tiba. Para pemimpin hebat dalam sejarah seringkali mampu mengembangkan solusi-solusi yang tak terduga dan menunjukkan jalan keluar bagi kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah kompleks yang dihadapi oleh bawahannya.

Cybernetics Sebuah hukum yang dikenal sebagai cybernetics mengatakan, “Jika Anda berpikir Anda akan kalah, Anda sudah kalah.” Intinya adalah: Jangan bisikkan dalam hati bahwa Anda mungkin kalah. Anda harus memiliki semangat untuk berhasil. Keinginan untuk menang akan menghasilkan seorang pemenang.

Hukum Murphy Salah satu hukum dalam aktivitas manusia dan organisasi yang patut diperhatikan adalah hukum Murphy yang mengatakan: ‘Jika suatu rencana mungkin berjalan salah, biasanya akan berjalan salah’. Anda sering akan menemui hukum Murphy dalam kehidupan militer, yang versi lokalnya adalah ‘ojo kagetan’ (tidak mudah goyah). Seorang pemimpin harus selalu siap menghadapi skenario terburuk. Rasa Tanggung Jawab dan Dedikasi …

Source link