Puan Menangis Saat Meminta Maaf Terkait Kader Partai yang Melanggar Etika di Rakernas V

by -112 Views

Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menyoroti beberapa poin dalam rapat kerja nasional (Rakernas) V PDIP, salah satunya adalah mengenai kader partai yang melanggar etika. Ketika menyampaikan hal itu, dia sempat meneteskan air mata dan meminta maaf kepada rakyat Indonesia.

Awalnya, Puan menyampaikan enam rumusan PDIP. Namun, pada poin ketujuh, dia menjadi emosional ketika menjabarkan rumusan mengenai Pilpres dan Pileg 2024.

“Poin ketujuh, Rakernas V partai mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah mendukung Ganjar-Mahfud dan tentu saja PDIP yang telah dipercayai oleh rakyat untuk memenangkan pemilu legislatif sebanyak tiga kali berturut-turut,” kata Puan, yang mulai terisak, Ahad (26/5/2024).

Para hadirin kemudian memberikan tepuk tangan sebagai dukungan. Puan menegaskan bahwa kepercayaan rakyat harus diwujudkan untuk memperbaiki tiga pilar struktural partai, legislatif, dan eksekutif. Kemudian, Puan tak sanggup menahan tangisnya.

“Sehubungan dengan perilaku kader partai yang tidak etis baik dalam politik, ketidakdisiplinan, melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ideologi partai, serta melanggar konstitusi dan demokrasi, Rakernas V partai meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia,” ujar Puan sambil menyeka air matanya setelah menyebut ‘kader partai’.

Puan kemudian menyampaikan rekomendasi Rakernas V partai dalam menanggapi hal tersebut. Dia menyoroti perlunya penyempurnaan sistem kaderisasi.

“Rakernas V partai merekomendasikan untuk menyempurnakan sistem rekrutmen, pelatihan, kaderisasi, dan penugasan partai agar kejadian penyimpangan perilaku kader pada Pemilu 2024 tidak terulang di masa mendatang,” ujarnya.

Diketahui, PDIP untuk pertama kalinya tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat kerja nasional partai dalam satu dekade terakhir. Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, menyatakan bahwa Jokowi tidak diundang karena dinilai telah melanggar etika dan moral.

“Jika ada anggota partai kita yang melanggar konstitusi, etika, dan moral, maka dia tidak lagi dianggap sebagai bagian dari keluarga besar PDI Perjuangan,” ujar Djarot di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5/2024).

Menurutnya, PDIP selalu mengingatkan kader-kadernya untuk patuh pada konstitusi. Djarot menambahkan bahwa Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum partai juga sering memberikan pesan tersebut dalam berbagai kesempatan.