Dampak Kenaikan Dolar AS Terhadap Lima Mata Uang Lain

by -193 Views
Dampak Kenaikan Dolar AS Terhadap Lima Mata Uang Lain

Jakarta – Dolar AS telah melonjak belakangan ini karena ekonomi yang kuat, inflasi yang tinggi, dan ketegangan geopolitik. Hal ini memberikan dampak pada beberapa pasar global, di mana saja?

Dolar AS saat ini berada pada level tertinggi sejak November terhadap beberapa mata uang utama. Dolar AS nampaknya siap untuk mencatat kenaikan selama empat bulan berturut-turut. Penguatan dolar AS menunjukkan seberapa sensitifnya pasar mata uang global terhadap harapan penurunan suku bunga AS dan perubahan suku bunga relatif.

“Kami memantau arus investor, dan pembelian dolar AS telah meningkat sejak rilis CPI,” kata Kepala Strategi Makro Eropa State Street Global Markets, Tim Graf, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (23/4/2024).

Beberapa pasar global yang terdampak oleh penguatan dolar antara lain:

1. Jepang dan Korea Selatan

Nilai satu dolar AS kini di bawah 155 yen, merupakan level terkuat dolar sejak 1990. Meskipun Jepang telah menghentikan kebijakan suku bunga negatifnya pada Maret 2024, perbedaan suku bunga antara Jepang dan AS tetap lebar dan diperkirakan akan bertahan dalam waktu yang cukup lama sehingga yen tetap lemah. Di sisi lain, won Korea Selatan mengalami penguatan 7% terhadap dolar AS dalam sebulan terakhir dan mencapai level tertinggi dalam setahun terakhir. Kedua negara sepakat untuk berkonsultasi intensif mengenai pasar mata uang.

2. China dan Negara Berkembang di Asia

Penguatan dolar AS telah menyebabkan masalah di seluruh pasar keuangan Asia. Mata uang seperti rupee India dan dong Vietnam mengalami pelemahan yang signifikan. Rupiah Indonesia bahkan berada pada level terendah dalam empat tahun terakhir, sehingga Bank Indonesia sedang mempertimbangkan intervensi pasar. Yuan China juga tengah diperhatikan oleh para pedagang karena mengalami depresiasi yang lebih rendah dibanding mata uang lain.

3. Eropa

Euro, yang diperdagangkan di atas US$ 1,06 tidak termasuk mata uang yang lemah terhadap dolar AS. Namun, sejumlah bank telah menurunkan ekspektasi terhadap euro atau dolar AS. Sebelum data inflasi AS terbaru dirilis, mayoritas pasar mengantisipasi bahwa ECB dan The Fed akan menurunkan suku bunga. Namun, sekarang ECB diproyeksikan akan melakukan pemotongan suku bunga pada bulan Juni. Ekspektasi The Fed untuk memangkas suku bunga pada September 2024 telah menekan nilai euro hingga mencapai posisi terendah dalam lima bulan terakhir.

4. Swedia

Meskipun inflasi di Swedia menurun dan mengarah pada ekspektasi penurunan suku bunga, Deputi Gubernur Bank Sentral Swedia, Per Jansson, menilai bahwa pelemahan mata uang Swedia akan berdampak pada ekspektasi inflasi. Krona Swedia melemah sekitar 8% terhadap dolar AS sepanjang tahun 2024.

5. Swiss

Franc Swiss melemah sebesar 7,5% terhadap dolar sepanjang tahun ini dan menurunkan suku bunga pada bulan Maret. Namun, Bank Nasional Swiss (SNB) tidak khawatir dengan pelemahan mata uangnya, karena saat ini ada kekhawatiran terkait kesulitan ekspor.

“Inflasi terus menjadi masalah, sehingga membatasi kondisi moneternya. SNB senang melihat franc melemah,” kata Berthoux.

Artikel ini disadur dari; (kil/kil)