PT Bank BTPN Syariah Tbk merasa optimistis menghadapi tahun 2024 yang akan mengadakan pemilihan umum (pemilu). Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan, dengan target pasar pembiayaan wanita prasejahtera tentu akan memberikan dampak yang positif.
“Karena segmen kami basis piramida jadi dampaknya pasti akan positif di 2024. Karena, kalau kondisi mereka baik maka dampak ke bank syariah juga pasti akan baik. Jadi kami merasa kondisi 2023 yang cukup menurun di 2024 ini semoga jadi lebih baik, ya. Masyarakat lebih terbantukan,” ujarnya di sela-sela kunjungan di kantor Republika Jakarta, Selasa (31/1/2024).
Fahmi mengatakan, langkah strategis yang akan dilakukan di 2024 adalah tetap fokus menstabilkan pertumbuhan segmen pembiayaan ultramikro yang sudah ada. Saat ini, BTPS memiliki fokus bisnis menyalurkan pembiayaan ultramikro dengan mengincar debitur yang berada di wilayah tier 3 dan tier 4.
“Fokus kami membalikkan bisnis utama dibalikkan seperti di tahun 2022, karena di 2023 kami di bawah tahun sebelumnya, caranya dengan mendorong program-program kami yang sudah ada. Kami kembangkan yang sudah ada dulu,” tuturnya.
Fahmi mengatakan Bank BTPS terus bergerak maju dalam mewujudkan visi dan misinya sebagai penyedia layanan keuangan syariah terkemuka di Indonesia.
Hingga Kuartal III 2023, BTPS berhasil menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat inklusi mencapai Rp 11,9 triliun. BTPS juga mampu mencatatkan laba bersih setelah pajak mencapai Rs 1.004 miliar.
Berbagai program apresiasi berkelanjutan dilakukan untuk membangun kembali empat perilaku unggul nasabah, yakni BDKS (Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu), di mana semua ini menjadi kunci sukses berjalannya model bisnis pembiayaan Bank.
Salah satu yang dilakukan yakni memberikan insentif bagi anggota sentra yang memiliki tingkat kehadiran 90 persen di kumpulan atau Pertemuan Rutin Sentra (PRS) setiap dua pekan sekali dan membayar angsuran tepat waktu.
Di samping itu, bank melibatkan lebih banyak pihak dalam program pendampingan sebagai wujud komitmen manajemen memperluas akses pengetahuan bagi masyarakat inklusi. Tercatat, lebih dari 1.600 mahasiswa dari 258 universitas di 20 provinsi di Indonesia terlibat menjadi fasilitator dalam program Bestee Tepat (Bersama Berdaya Sahabat Tepat Indonesia).