JAKARTA – Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dalam pidato politiknya menyentil buruknya karakter pemimpin yang haus kekuasaan. Dia mengingatkan bahwa pemilu bukanlah alat elite politik untuk melanggengkan kekuasaan, sebab ada moral dan etika yang harus dijunjung tinggi. Megawati mengatakan bahwa penjajahan di Indonesia telah membawa dampak buruk, salah satunya adalah ketika para penjajah mengajarkan politik memecah belah atau ‘devide et impera’. Hal ini disampaikan Megawati dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 PDIP yang mengusung tema “Satyam Eva Jayate” yang berarti kebenaran pasti menang. Pesan tersebut juga disampaikannya dalam menyambut Pemilu 2024.
Dalam sambutannya di Sekolah Partai PDIP, Megawati mengatakan, “Apalagi kalau pemimpinnya sengaja dengan yang namanya akal itu juga memecah belah. Karena apa, karena mabok kekuasaan.” Ia kemudian mengingatkan seluruh kader PDIP untuk memegang prinsip Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, yang berarti berbeda-beda tetapi satu, tidak ada kebenaran yang bermuka dua.
Megawati juga menekankan bahwa rakyat merupakan pemilik kedaulatan tertinggi dalam Pemilu 2024. Namun, ia melihat adanya upaya kontestasi nasional justru menjadi alat untuk melanggengkan kekuasaan. Ia menegaskan bahwa pemilu bukanlah alat elite politik untuk melanggengkan kekuasaan dengan segala cara, dan bahwa kekuasaan itu tidak dapat bertahan lama, kecuali kekuasaan yang berasal dari Yang Maha Esa.
Selain itu, Megawati juga mengkritik penerapan penegakan hukum saat ini yang seakan mudah dipermainkan. Dia menegaskan bahwa hukum tidak boleh dipermainkan dan kekuasaan tidak dapat dijalankan semaunya saja.
Pada kesempatan yang sama, Megawati juga menyoroti adanya kegelisahan dari rakyat yang diintimidasi oleh oknum aparatur negara. Ia menyebut adanya kasus seorang ketua RT di Jawa Tengah yang diintimidasi oleh aparat, sebagai contoh aparatur negara yang tidak menjalankan kewajibannya dengan baik.
Puan Maharani, Ketua DPP PDIP, menekankan bahwa peringatan hari ulang tahun ini menjadi momentum untuk memenangkan rakyat pada 2024, sementara calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menegaskan bahwa rakyat tidak takut dengan intimidasi karena rakyat mampu melawan dalam diam, bahkan bergerak dalam senyap. Ganjar mengatakan hal tersebut dalam peringatan HUT ke-51 PDIP di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta.
Demikianlah pidato politik Megawati Soekarnoputri dalam menyentil buruknya karakter pemimpin yang haus kekuasaan dan menegaskan pentingnya menjunjung moral dan etika dalam Pemilu 2024.