Data Menunjukkan Sri Mulyani Memamerkan Penurunan Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia pada Tahun 2023

by -60 Views
Data Menunjukkan Sri Mulyani Memamerkan Penurunan Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia pada Tahun 2023

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia telah turun setelah naik selama pandemi COVID-19. Menurutnya, saat ini tingkat pengangguran dan kemiskinan sudah kembali ke level sebelum COVID-19.

Pertama-tama, dia menyampaikan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia pada Agustus 2023 telah turun menjadi 5,32%, atau setara dengan 7,86 juta orang. Angka ini menurun sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 5,86% atau setara dengan 8,43 juta orang.

Menurut data yang disampaikan Sri Mulyani, jumlah tersebut sudah kembali ke angka pengangguran sebelum COVID-19. Perlu diketahui, tingkat pengangguran di Indonesia melonjak pada tahun 2020 saat pandemi melanda, saat itu pengangguran di Indonesia mencapai 9,77 juta orang atau sekitar 7,07%.

“Di 2023 ini, pengangguran terbuka kita turun di 5,32% dari sisi jumlah orangnya 7,86 juta. Tingkat pengangguran kita menurun mendekati sebelum COVID-19. Kalau dilihat angka yang ada sekarang ini, dapat disamakan dengan tahun 2018 yang mencapai 5,23% (7,07 juta orang),” ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Selasa (2/1/2024).

“Jadi kita akan menjaga momentum untuk mengulangi tingkat pengangguran mendekati pre-COVID, bahkan lebih rendah,” lanjutnya.

Lebih lanjut, tingkat kemiskinan di Indonesia juga mengalami penurunan pada tahun 2023. Menurutnya, hal ini terjadi karena kerja keras APBN untuk memberikan bantuan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan, bantuan sosial diperbesar sejak COVID-19 hingga saat ini saat pemulihan ekonomi terjadi.

Hasilnya, saat ini tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 9,36% per Maret 2023. Jumlahnya lebih rendah dibandingkan tahun 2019 atau sebelum pandemi COVID-19 yang mencapai 9,41%.

Saat COVID-19 melanda, pada tahun 2020 tingkat kemiskinan naik menjadi 9,78% dan kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2021 yang mencapai 10,14%.

“Tingkat kemiskinan yang turun ke 9,36% ini lebih rendah dari pre-COVID di 2019 yang hanya 9,41%. Kita berharap penurunan terus berlanjut, termasuk kemiskinan ekstrim yang targetnya mendekati 0% pada tahun 2024 ini,” ujar Sri Mulyani.

“Ini adalah perbaikan karena APBN secara aktif mengatasi isu masyarakat yang rentan ini,” tambahnya.

(Hal/Das)