Berbicara tentang seks kepada remaja adalah hal terpenting yang harus dilakukan oleh orang tua. Namun, seringkali orang tua merasa tidak mampu untuk melakukan tugas ini. Lebih lagi, kebutuhan akan percakapan seks dan lanskap kesehatan seksual menjadi lebih jelas seiring dengan perkembangan remaja.
Salah satu penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pubertas pada anak perempuan terjadi lebih awal, sekitar usia 9 tahun. Sementara pada penelitian sebelumnya, anak laki-laki memasuki masa pubertas pada usia 10 tahun.
Dari pernyataan di atas, peran orang tua sangat penting untuk mendampingi perkembangan baik anak laki-laki maupun perempuan, memberikan pemahaman tentang hal-hal yang perlu diperhatikan, serta menghindari risiko yang tidak diinginkan.
Berikut adalah beberapa tips bagi orang tua untuk berbicara dengan anak remaja tentang seks:
1. Mulailah saat anak masih kecil
Langkah awal dalam berbicara tentang seks adalah dengan mengenalkan anatomi tubuh dengan nama yang tepat. Pada saat anak masih kecil, mereka perlu memahami nama-nama biologis tubuh. Biasakan untuk menggunakan istilah seperti ‘penis’, ‘vagina’, ‘uretra’, ‘labia’, dan lainnya dengan jelas dan senormal mungkin. Berikan pengetahuan tentang perbedaan laki-laki dan perempuan. Bicarakan juga tentang batasan diri, area tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain, dan ajarkan mereka tentang kemampuan untuk meminta izin dan menolak.
2. Pertahankan percakapan
Percakapan tentang seks bukanlah obrolan yang hanya terjadi sekali, tapi merupakan diskusi yang berkelanjutan yang tumbuh seiring dengan kedewasaan anak secara fisik maupun emosional. Seiring anak mendekati masa pubertas, tambahkan percakapan tentang perubahan yang akan dialami di masa pubertas, untuk membantu mereka memahami bagaimana tubuh mereka mengalami persiapan dalam menghadapi masa remaja dan dewasa.
