Sedikitnya 13 orang tewas dalam baku tembak di Manipur, India. Ini merupakan bentrokan mematikan terbaru sejak kekerasan etnis meletus tujuh bulan lalu di wilayah tersebut. Setidaknya 200 orang telah tewas di negara bagian Manipur sejak pertempuran pecah pada bulan Mei antara komunitas Meitei yang mayoritas beragama Hindu dan komunitas Kuki yang sebagian besar beragama Kristen. Seorang pejabat negara bagian mengkonfirmasi kepada AFP pada Senin (4/12) malam waktu setempat bahwa mayat-mayat itu ditemukan di distrik Tengnoupal, Manipur, sebuah daerah yang terletak dekat perbatasan dengan Myanmar.
Polisi negara bagian juga merilis pernyataan yang mengkonfirmasi jumlah korban tewas, lapor media Times of India seperti dilansir AFP, Selasa (5/12/2023). Ketegangan yang sudah berlangsung lama antara kedua komunitas tersebut berkisar pada persaingan untuk mendapatkan tanah dan pekerjaan publik, di mana para aktivis hak asasi manusia menuduh para pemimpin lokal memperburuk perpecahan etnis demi keuntungan politik. Negara bagian tersebut kini telah terpecah belah berdasarkan etnis, dengan para milisi yang saling bersaing melakukan blokade untuk mencegah masuknya anggota komunitas lawan. Organisasi HAM, Human Rights Watch menuduh otoritas negara bagian di Manipur, yang diperintah oleh partai pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, memfasilitasi konflik dengan “kebijakan yang memecah belah yang memajukan mayoritas warga Hindu’. Puluhan ribu tentara tambahan telah dikerahkan ke Manipur untuk melakukan patroli, dan jam malam diberlakukan serta aksi internet sempat diputus sementara.
Beberapa waktu lalu, Modi dengan mudah lolos dari mosi tidak percaya yang diajukan untuk mengecam tindakan pemerintahannya atas kekerasan yang marak terjadi.