Jakarta – Saat ini, pemerintah sedang menggaungkan konsep Smart City. Untuk mewujudkan konsep ini, diperlukan stabilitas dan keandalan koneksi internet serta pasokan listrik yang lancar.
Jaringan 5G dan migrasi ke jaringan listrik pintar menjadi pondasi utama untuk mewujudkan konsep Smart City yang canggih dan modern. Menurut Business Vice President Power System Schneider Electric Indonesia, Surya Fitri, layanan 5G saat ini sudah tersedia di beberapa wilayah di Indonesia seperti Jabodetabek, Medan, Solo, Bandung, Surabaya, Makassar, Batam, Denpasar, dan Balikpapan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika juga memiliki target untuk mengembangkan jaringan 5G guna mendukung pembangunan kota cerdas. Melalui Gerakan Menuju Smart City, targetnya adalah 150 kabupaten dan kota untuk menerapkan konsep smart city.
Surya Fitri juga menekankan bahwa pentingnya transformasi ke jaringan listrik pintar untuk meningkatkan performa jaringan listrik yang semakin terdistribusi dan diverifikasikan sumber energinya. Monitoring dan kontrol real-time menjadi hal yang dibutuhkan untuk mendukung jaringan listrik pintar ini.
Dengan memanfaatkan konektivitas 5G, operator jaringan listrik dapat efisien memantau dan mengontrol produksi serta penyimpanan energi dari sumber-sumber terdesentralisasi. Hal ini akan memastikan integrasi energi terbarukan yang lancar ke dalam jaringan, menyeimbangkan pasokan dan permintaan, serta memaksimalkan pemanfaatan sumber daya energi bersih.
Surya Fitri juga menekankan bahwa keandalan data smart grid perlu didukung oleh edge computing yang memungkinkan data jaringan utilitas yang berasal dari berbagai sensor diproses secara lokal, sehingga meminimalkan latensi.