Emoji semangka viral di media sosial dunia, termasuk Indonesia, beberapa hari terakhir ini. Buah yang terdiri dari warna merah, hijau, putih, dan hitam itu menjadi ikon yang menggambarkan dukungan bagi Palestina agar bisa terlepas dari konflik dengan Israel. Ternyata, buah tersebut memiliki sejarah panjang sejak setengah abad lalu.
Dalam laporan Bon Appetit, disebutkan semangka telah menjadi ikon protes menggantikan lambang bendera Palestina sejak terjadi perang di 1967. Sebuah perang yang berlangsung antara Israel dan negara-negara tetangga, termasuk Mesir, Suriah, dan Yordania itu menghasilkan keputusan pelarangan pengibaran bendera Palestina di sepanjang perbatasan negara tersebut untuk membatasi nasionalisme Palestina dan Arab.
Larangan tersebut berlangsung cukup lama hingga 1993 yang akhirnya ketentuan itu melonggar akibat adanya Perjanjian Oslo. Sebagai buah yang tumbuh di seluruh Palestina dari Jenin hingga Gaza dan memiliki warna senada dengan bendera Palestina, akhirnya banyak warga setempat yang menjadikan semangka sebagai ikon protes atas perlakuan Israel yang menindas hak warga Palestina.
Laporan lain dari Egyptian Streets pada Senin, 24 Oktober 2023, menyebut pengenalan semangka sebagai ikon protes pun semakin meluas dan dikenal publik global lewat beberapa karya seniman memasuki era 2000-an. Salah satunya pada 2007 lewat karya bertajuk “Watermelon” yang ditampilkan seniman asal Palestina, Khaled Hourani, lewat buku berjudul Subjective Atlas of Palestine.
Langkah Hourani tersebut akhirnya menginspirasi seniman lokal lain untuk menjadikan semangka sebagai ikon simbolis yang menampilkan solidaritas terhadap masyarakat Palestina. Pada saat diwawancarai Washington Post, Hourani memberikan respons menarik terhadap peristiwa tersebut.
“Pada beberapa kasus, seni bisa lebih politik daripada langkah-langkah politik itu sendiri,” jelasnya.
Bentuk dukungan dan protes
Penggunaan semangka sebagai bentuk protes pun terus berlanjut hingga saat ini. Misalnya laporan Aljazeera pada 23 Agustus 2023 yang mengisahkan gerakan unik organisasi perdamaian Arab-Israel bernama Zazim. Mereka dengan sengaja mengibarkan bendera berbentuk semangka pada selusin layanan taksi di Tel Aviv, Israel, sebagai bentuk dukungan dan protes atas keputusan Israel yang melarang kembali munculnya bendera Palestina di wilayah publik.
Dengan adanya konflik yang memanas di Oktober 2023 akhirnya ikon semangka kembali menggema mengisi banyak ruang, termasuk ruang digital, sebagai dukungan protes untuk menghentikan serangan yang dilakukan Israel dan telah banyak memakan korban warga sipil Palestina. Dalam data yang dihimpun oleh United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) pada 7 Oktober-1 November 2023, lebih dari 8.900 warga Palestina tewas akibat perang antara Israel dan kelompok militan Hamas.
Korban Palestina paling banyak berada di Jalur Gaza, yakni korban jiwa 8.805 orang dan korban luka 22.240 orang. Sementara di wilayah Tepi Barat korban jiwanya 128 orang dan korban luka 2.274 orang. Dalam periode yang sama, jumlah total korban jiwa dari pihak Israel sekitar 1.416 orang dan korban luka 5.413 orang. Selain menimbulkan korban jiwa dan luka, dalam perang ini pihak Israel telah menangkap lebih dari seribu warga Palestina.