Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengungkapkan perasaan sedih mereka terkait perkembangan yang terjadi saat ini. Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menyatakan bahwa partai mereka tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Dalam keterangan tertulisnya, Hasto menyebutkan bahwa ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa hal ini bisa terjadi. PDIP telah memberikan cinta dan privilege yang besar kepada Presiden Jokowi dan keluarganya. Namun, mereka merasa ditinggalkan karena ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi.
Awalnya, PDIP berdoa agar hal ini tidak terjadi, tetapi kenyataan berkata lain. Mereka juga menyebutkan seluruh elemen partai yang berhasil memenangkan Jokowi dan keluarganya dalam lima pemilihan kepala daerah pilkada dan dua pilpres.
Hasto juga mengungkapkan bahwa mereka awalnya memilih diam, namun kemudian berani mengungkapkan perasaan mereka setelah mendengar pendapat dari Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi, para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi, dan gerakan civil society.
PDIP meyakini bahwa Indonesia adalah negara yang rakyatnya bertaqwa kepada Tuhan, di mana moralitas, kebenaran, dan kesetiaan sangat dijunjung tinggi. Mereka menyebut bahwa apa yang terjadi pada pencalonan Gibran Rakabuming Raka merupakan bentuk political disobedience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia, yang juga dipadukan dengan rekayasa hukum melalui Mahkamah Konstitusi (MK).
Hasto juga mengungkapkan bahwa dia menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf mereka dipegang. Ada yang mengatakan bahwa masa kekuasaannya hanya sehari-hari, dan ada yang mengungkapkan betapa beratnya tekanan kekuasaan.
Sumber: https://garudanews24.id/politik/pdip-kami-begitu-mencintai-jokowi-namun-ditinggalkan/