Museum Topkapi di Istanbul, Turki, memiliki berbagai peninggalan Kesultanan Utsmaniyah. Salah satunya adalah peta buatan kartograf terkenal Kekhalifahan tersebut, Piri Reis. Pada tahun 1513, Piri Reis berhasil menyelesaikan peta dunia pertamanya, yang terdapat dalam dua manuskrip yang berbeda. Sayangnya, hanya peta yang menunjukkan bagian barat bumi yang masih tersedia di Museum Topkapi.
Manuskrip potongan peta Piri Reis yang tersimpan di museum tersebut berukuran 90×65 sentimeter persegi. Di sana, terdapat gambaran wilayah Turki dan sekitarnya. Selain itu, kartograf tersebut juga melukiskan pesisir timur Benua Amerika. Gambarnya dilakukan dengan warna. Untuk menunjukkan gunung atau sungai, ia menggunakan garis yang tebal dengan warna mencolok. Wilayah berbatu ditandai dengan warna hitam, sedangkan daerah berpasir dan perairan dangkal diberi warna kemerahan dengan titik-titik. Di beberapa tempat, terdapat ilustrasi yang dilengkapi dengan catatan-catatan.
Sebelum Piri Reis, beberapa kartograf lainnya juga telah menyajikan hasil karya mereka untuk para penguasa Turki. Namun, yang membedakan Piri Reis dengan kartograf pendahulunya adalah ketajamannya dalam mendeskripsikan wilayah atau tempat. Karyanya yang terakhir, Kitab-i Bahriye, berisi 132 peta buatannya yang sangat detail tentang berbagai kota di seluruh dunia, termasuk Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika.
Dalam sejarah kartografi, terdapat jenis peta yang disebut partolan. Peta jenis ini digunakan sebagai acuan navigasi oleh pelaut yang berlayar di Laut Mediterania sejak abad ke-13. Pada awalnya, partolan hanya berfungsi sebagai panduan navigasi, tetapi kemudian para ahli kartografi mulai menambahkan informasi detail lainnya, seperti arah pelayaran, waktu tempuh, profil pelabuhan, dan karakteristik lautan dan benua. Oleh karena itu, partolan dianggap sebagai peta intelijen yang kadang-kadang menjadi dokumen rahasia negara karena keakuratan informasinya.
Beberapa peta karya Piri Reis dikategorikan sebagai partolan. Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa sang kartograf mengalamatkan peta-petanya khusus untuk pemimpin negerinya, seperti Sultan Selim I. Pada tahun 1517, Piri Reis menyerahkan peta buatannya saat terlibat dalam misi militer Turki Utsmaniyah untuk menaklukkan Dinasti Mamluk di Mesir. Di peta tersebut, ia mencatat bahwa karya itu dibuat pada bulan Muh