Fokus Penyaluran Pembiayaan BSI Untuk UMKM Berkelanjutan

by -111 Views
Fokus Penyaluran Pembiayaan BSI Untuk UMKM Berkelanjutan

Penyaluran pembiayaan berkelanjutan BSI fokus pada UMKM

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengumumkan bahwa BSI telah mencatat penyaluran pembiayaan yang tumbuh positif dengan kualitas yang sehat dan terjaga. Hingga September 2023, BSI telah menyalurkan Rp232 triliun pembiayaan, yang mengalami pertumbuhan 15,94 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Hery menjelaskan bahwa pembiayaan BSI didominasi oleh segmen konsumer sebesar Rp117,92 triliun, korporasi sebesar Rp54,39 triliun, mikro sebesar Rp21,45 triliun, SME sebesar Rp18,62 triliun, dan komersial sebesar Rp11,86 triliun.

BSI juga fokus dan berkomitmen dalam penyaluran pembiayaan berkelanjutan. Hingga September 2023, pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp53,6 triliun yang didominasi oleh sektor UMKM sebesar Rp43,4 triliun. Selain itu, pembiayaan berkelanjutan juga disalurkan untuk sektor pertanian, eco-effisien produk, energi terbarukan, dan proyek eco-green.

“Perseroan berkomitmen menyalurkan pembiayaan yang sehat, berkelanjutan, dan memiliki kualitas baik,” kata Hery.

BSI telah melakukan beberapa strategi untuk fokus pada pembiayaan yang sehat dan jangka panjang, mempercepat proses bisnis, dan meningkatkan disiplin dalam memantau kualitas pembiayaan. Hingga saat ini, pangsa pasar pembiayaan BSI telah tumbuh 3,26 persen dibandingkan kuartal III tahun sebelumnya. Hal ini merupakan sinyal positif seiring dengan peningkatan pangsa pasar industri perbankan syariah di Indonesia yang naik 7 persen. Hal ini menjadi tantangan dan peluang bagi BSI dan industri perbankan syariah nasional untuk terus bertumbuh.

Selain itu, BSI juga berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan Indonesia bebas emisi karbon pada tahun 2060. Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho, mengungkapkan bahwa pembiayaan berkelanjutan BSI saat ini berfokus pada lima sektor utama, yaitu UMKM, produk ramah lingkungan, pertanian dan perkebunan ramah lingkungan, energi bersih dan terbarukan, serta produk hijau lainnya seperti pembangunan gedung ramah lingkungan, industri pengelolaan air, transportasi ramah lingkungan, dan pengelolaan limbah.

Cahyo menyatakan bahwa pembiayaan berkelanjutan akan menjadi fokus BSI ke depan. BSI menargetkan pembiayaan pada kelima sektor tersebut akan meningkat mencapai 30 persen dari total pembiayaan BSI.

“Angka ini akan terus meningkat seiring dengan model bisnis baru yang akan sesuai dengan standar dan penilaian bank, baik dari sisi keuangan, risiko, maupun lingkungan. Pembiayaan keuangan berkelanjutan di BSI akan terus meningkat seiring dengan regulasi dan kesadaran masyarakat terhadap ekonomi hijau,” jelasnya.

BSI secara aktif berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung pembiayaan sektor hijau melalui OJK, Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, IDX, dan investor baik dalam maupun luar negeri. Selain itu, BSI juga terus meningkatkan literasi dan kesadaran kepada nasabah korporasi terutama pada sektor-sektor yang membutuhkan sertifikasi atau standar analisis dampak lingkungan (AMDAL), seperti sektor kelapa sawit, pertambangan, dan industri manufaktur lainnya.

Sejak berdiri pada tahun 2021, BSI konsisten menerapkan proses bisnis yang ramah lingkungan dan mengedepankan bisnis ramah lingkungan sebagai nilai perusahaan untuk menciptakan keberlanjutan. Selain itu, nilai-nilai ESG (lingkungan, sosial, tata kelola) sejalan dengan prinsip dalam menjalankan bisnis syariah.

BSI menggunakan beberapa indikator dalam mengidentifikasi proyek kriteria hijau yang bisa mendapatkan dukungan, seperti pembiayaan yang berlandaskan pada ketentuan syariah dan keuangan berkelanjutan yang diatur oleh POJK No. 51/2017.

Sumber: REPUBLIKA.CO.ID