Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI telah mengingatkan bahwa petugas pemasyarakatan rentan terhadap paparan radikalisme dan terorisme.
Direktur Pembinaan Kemampuan (Binpuan) Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT RI, Wawan Ridwan, menjelaskan bahwa petugas pemasyarakatan memiliki potensi ancaman baik dari narapidana terorisme (napiter) maupun kelompok yang berada di sekitarnya.
“Petugas pemasyarakatan pun rentan mendapat ancaman baik terhadap individu maupun orang-orang di sekitarnya,” ujar Wawan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Petugas pemasyarakatan memiliki tantangan yang tidak mudah dalam melakukan pembinaan pada napiter agar mereka terlepas dari jeratan paham radikal.
“Di tengah tantangan yang muncul, seperti tuntutan untuk dapat melaksanakan program pembinaan napiter agar lepas dari paham radikal dan dapat menerima pihak yang berbeda dengan mereka. Padahal ini tidak mudah, mengingat napiter memiliki karakter, latar belakang, pola pikir, dan tipologi yang berbeda-beda,” kata dia.
Selain dua tantangan tersebut, Wawan juga mengingatkan bahwa napiter punya kemampuan komunikasi dalam mempersuasi dan memengaruhi orang lain. Oleh karena itu, petugas pemasyarakatan perlu menguasai keterampilan membina yang lebih baik.
“Napiter ideologis atau yang militan memiliki pengetahuan ideologi yang mendalam dan memiliki kemampuan persuasi tinggi. Mereka berpotensi menarik perhatian dan memengaruhi orang-orang yang berinteraksi intensif dengan mereka, termasuk para narapidana maupun petugas pemasyarakatan,” imbuh Wawan.
Berdasarkan hal itu, BNPT RI telah melaksanakan pelatihan dan peningkatan kemampuan petugas pemasyarakatan dalam penanganan napiter di Bandung, Jawa Barat, pada Selasa (24/10).
Dalam pelatihan yang berlangsung pada tanggal 24-26 Oktober 2023 tersebut, peserta diberi wawasan dan pengetahuan melalui diskusi, ceramah, dan tanya jawab dengan narasumber dari Direktorat Pemasyarakatan, Satgaswil Densus 88 AT, psikolog, hingga mitra deradikalisasi.
Sumber: Antara