Ganjar Memberikan Penjelasan Mengapa Milenial Tidak Dapat Berjualan di TikTok Shop

by -140 Views
Ganjar Memberikan Penjelasan Mengapa Milenial Tidak Dapat Berjualan di TikTok Shop

Jakarta

Calon presiden Ganjar Pranowo mengakui bahwa ia telah mendengar keluhan dari warga mengenai penutupan TikTok Shop. Menurut Ganjar, orang tersebut berpendapat bahwa TikTok Shop dapat membuka peluang pekerjaan baru yang lebih fleksibel.

“Seorang pemuda mengatakan kepada saya mengapa kami tidak dapat berjualan di TikTok Shop. Pasar tradisional kami mati, di sisi lain ini adalah peluang pekerjaan baru, kami dapat bekerja dari rumah,” ujar Ganjar dalam acara US-Indonesia Investment ke-11 di Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Ganjar mengamati bahwa masih ada transformasi digital yang belum selesai. Menurutnya, penting untuk mengatur dan beradaptasi dengan perkembangan digital, serta mempersiapkan regulasinya dengan baik.


ADVERTISEMENT


SCROLL UNTUK MELANJUTKAN DENGAN ISI

Terkait penutupan TikTok Shop, Ganjar menjelaskan bahwa itu merupakan upaya pemerintah untuk mengatur ekosistem digital. Tujuannya adalah agar tidak ada pihak yang dirugikan.

“Ada yang bertanya mengapa kami tidak boleh (berjualan di TikTok), dan ada yang bertanya mengapa pasar kami bangkrut. (Solusinya) diatur. Saat ini, dunia digital harus kita atur agar tidak saling merugikan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan bahwa Indonesia terbuka untuk investasi asing, termasuk e-commerce. Namun, berdasarkan Permendag 31 Tahun 2023, ia menegaskan bahwa platform media sosial dan e-commerce harus dipisah.

Perusahaan yang ingin membuka e-commerce di dalam negeri juga harus membuka kantor di Indonesia dan memperoleh izin dari pemerintah. Selain Kementerian Koperasi dan UKM, Teten mengatakan prosedur pendirian e-commerce harus melalui B Kementerian Investasi / Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Kementerian Perdagangan setelah mulai beroperasi.

Menurutnya, TikTok dapat membuka platform baru atau berkolaborasi dengan platform lokal jika ingin mendirikan saluran penjualan di Indonesia. Namun, Teten mengaku belum mendengar opsi apa yang akan dipilih oleh TikTok.

(ily/rrd)