Sebagian wilayah Indonesia saat ini mengalami peralihan musim yang ditandai dengan hujan lebat, petir, dan angin kencang dalam durasi singkat. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), faktor dinamika atmosfer global, regional, dan lokal mempengaruhi kondisi cuaca ini. Dipole Mode Index (DMI) negatif meningkatkan pertumbuhan awan di wilayah barat Indonesia, diikuti oleh suhu muka laut yang hangat memicu aktivitas konvektif. Gelombang Rossby Equatorial, Kelvin, dan Outgoing Longwave Radiation (OLR) negatif juga berperan dalam cuaca regional.
BMKG memperkirakan keberadaan bibit Siklon 92W di Laut Filipina utara Papua dan Siklon Tropis Ragasa di Filipina dengan potensi hujan di beberapa wilayah. Selama seminggu ke depan, cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan berawan dengan hujan ringan, meskipun ada potensi hujan sedang atau lebat di beberapa wilayah. Antara tanggal 23-25 September 2025, potensi hujan sedang di beberapa provinsi seperti Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan, dan Maluku.
Sementara itu, angin kencang dapat terjadi di Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua. Periode 26-29 September juga diprediksi mengalami pola cuaca serupa dengan potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa provinsi. Dengan demikian, perlu kewaspadaan ekstra terhadap potensi cuaca ekstrem seiring dengan masa peralihan musim yang dialami Indonesia.
