Gempa yang terjadi di Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya pada akhir pekan disebut sebagai gempa tektonik kerak dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Gempa pertama mencuat pada Sabtu malam dan diikuti oleh serangkaian gempa susulan di hari berikutnya. Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, gempa utama memiliki magnitudo M4,0 dan episenter terletak di darat, tepatnya di wilayah Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi.
Gempa Sukabumi-Bogor ini terkonfirmasi sebagai gempa tektonik melalui analisis gelombang gempa Sensor Seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko). Hasil pemantauan BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan mendatar. Pasca gempa utama, terjadi 39 gempa susulan dengan kekuatan bervariasi yang mengakibatkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah warga di Desa Cipeuteuy.
Daryono melaporkan bahwa gempa ini bukan yang pertama kali terjadi di wilayah ini, dengan kejadian serupa tercatat pada tahun 2020 dan 2000. Kerusakan bangunan yang disebabkan oleh gempa dikarenakan kedalaman hiposenter gempa yang dangkal, kondisi tanah lunak di zona gempa, dan struktur bangunan yang lemah. Peristiwa ini mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi bencana alam untuk mencegah kerugian yang lebih besar.




