Musim kemarau di beberapa wilayah Indonesia belum menandakan akhir cuaca hujan. Meskipun sebagian besar daerah telah memasuki musim kemarau, data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat masih bisa terjadi di beberapa wilayah pada bulan Juli. Contohnya, pada 27 Juni 2025, daerah seperti Kabupaten Mimika di Papua Tengah, Kabupaten Maluku Tenggara, dan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mencatatkan hujan sangat lebat.
Meski sebagian wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, BMKG memperingatkan bahwa potensi hujan dengan intensitas tinggi masih perlu diwaspadai. Hal ini disebabkan oleh faktor regional-lokal yang mempengaruhi variasi hujan harian yang tinggi. Selain itu, BMKG juga menyebut bahwa curah hujan tinggi ini dipengaruhi oleh aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer tropis seperti Gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator.
Prediksi BMKG menyebutkan bahwa wilayah Indonesia, terutama bagian selatan dan timur, akan mengalami pertumbuhan awan yang signifikan. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk fenomena cuaca global seperti MJO dan gelombang atmosfer lainnya. Sebagai akibatnya, potensi hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang masih tinggi di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Meskipun cuaca di Indonesia umumnya cerah berawan hingga hujan ringan, beberapa wilayah masih berpotensi diguyur hujan sedang dan lebat. Wilayah seperti Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, hingga Papua Selatan memiliki potensi hujan sedang hingga lebat. Sementara Jawa Tengah dan Papua Pegunungan berpotensi mendapat hujan lebat, dan wilayah seperti Bali, NTB, NTT, Maluku, dan Papua Selatan berpotensi terkena angin kencang. Jadi, meskipun sebagian wilayah telah memasuki musim kemarau, tetap diperlukan kewaspadaan terhadap potensi hujan dengan intensitas tinggi di sejumlah daerah pada bulan Juli ini.
