Kajian BRIN Tentang Fenomena Solstis dan Musim di Indonesia

by -11 Views

Fenomena solstis yang terjadi setiap tahun memiliki peran penting dalam penandaan musim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Peneliti Ahli Utama dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, menjelaskan bahwa solstis utara yang terjadi pada 21 Juni merupakan titik balik penting dalam pergerakan Matahari yang berdampak signifikan pada pola musim global. Di belahan bumi utara, solstis utara menandai awal musim panas, sementara di belahan bumi selatan menjadi penanda awal musim dingin.

Di Indonesia, solstis utara menjadi penanda awal musim kemarau. Fenomena ini terjadi ketika Matahari mencapai posisi paling utara di langit Bumi sebagai akibat dari kemiringan sumbu rotasi bumi saat mengelilingi Matahari. Posisi Matahari ini berpengaruh pada pergeseran pemanasan bumi yang memengaruhi arah angin dan pergerakan awan. Pada solstis utara, angin umumnya bertiup dari selatan ke utara, mendorong pembentukan awan ke arah utara dan menandai masuknya Indonesia ke musim kemarau.

Fenomena astronomi seperti solstis utara memiliki peran penting dalam sektor pertanian, mitigasi bencana, dan prakiraan musim di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Pengetahuan tentang pola astronomi dapat membantu dalam mengantisipasi peralihan musim dengan lebih baik. Selain itu, fenomena alam seperti solstis utara juga dapat menjadi bahan edukasi sains yang memperkuat literasi masyarakat terhadap fenomena langit. Melalui pemahaman yang lebih baik terhadap hubungan antara astronomi dan kehidupan sehari-hari, dapat dirancang kebijakan dan langkah adaptif yang lebih tepat dalam edukasi masyarakat.

Source link