Siemens menyoroti pentingnya kecerdasan buatan (AI) untuk industri dan perbedaannya dengan aplikasi AI yang digunakan secara umum. Peter Koerte dari Siemens AG menjelaskan bahwa teknologi AI untuk industri memiliki perbedaan dalam bahasa yang digunakan. Mereka mengembangkan apa yang disebut sebagai model dasar industri yang berfokus pada bahasa industri, seperti suhu, tegangan, koordinat, data deret waktu, dan gambar 2D dan 3D. Model ini dilatih dengan data spesifik sesuai dengan kebutuhan industri untuk menjamin akurasi yang tinggi. Koerte menegaskan bahwa tingkat akurasi 80 persen bukanlah hal yang memadai untuk industri, dan setidaknya mencapai 90 persen diperlukan untuk kinerja yang lebih baik.
Surya Fitri dari PT Siemens Indonesia memberikan contoh bagaimana AI untuk industri dapat bekerja, terutama dalam hal maintenance. Sistem AI dapat menganalisis masalah dan root cause downtime tanpa memerlukan tim maintenance secara langsung. AI telah dilatih dengan data relevan yang memungkinkannya untuk mengidentifikasi masalah, melakukan koreksi, dan meningkatkan kinerja sistem yang ada. AI Generatif (GenAI) yang ada saat ini seringkali tidak mampu menangani data industri yang kompleks, karena pekerjaan industri memerlukan pengetahuan domain yang mendalam. Harapannya, AI untuk industri dapat mendukung para insinyur dalam berbagai proses kerja dengan kasus penggunaan yang beragam, seperti identifikasi fitur permesinan, pembuatan P&ID, dan analisis data teknik yang kompleks. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan performa industri secara keseluruhan.