Jepang menghadapi penurunan populasi yang berdampak pada meningkatnya jumlah rumah kosong di negara tersebut. Data pemerintah Jepang menunjukkan bahwa ada sekitar sembilan juta rumah kosong di Jepang, jumlah yang cukup untuk menampung seluruh penduduk Australia. Penyebab utama dari masalah rumah kosong ini adalah depopulasi pedesaan dan kendala dalam mewarisi dan merawat properti tersebut. Meskipun sebagian besar rumah kosong berada di daerah pedesaan, ada juga ratusan ribu rumah kosong di daerah perkotaan.
Jumlah rumah kosong di Jepang telah mencapai hampir 14 persen dari keseluruhan jumlah rumah di negara tersebut. Meskipun ada sekitar 4,4 juta rumah yang tersedia untuk disewa, sebagian besar dari mereka jauh dari pusat populasi utama. Hal ini menyebabkan beban keuangan karena pajak tanah kosong lebih tinggi daripada tanah dengan bangunan, membuat beberapa orang enggan mewarisi properti tersebut. Namun, minat warga asing terhadap rumah kosong di Jepang, terutama rumah tradisional, semakin meningkat sebagai opsi akomodasi yang terjangkau dan unik.
Pada saat yang sama, minat turis asing untuk menginap di akomodasi tradisional Jepang juga meningkat, dengan permintaan yang melebihi pasokan. Faktor lain yang memengaruhi peningkatan pariwisata di Jepang adalah melemahnya nilai yen terhadap mata uang asing. Masalah rumah kosong juga tidak hanya terjadi di Jepang, tetapi juga di negara-negara tetangga seperti Korea Selatan, Singapura, Taiwan, dan Amerika Serikat. Di negara-negara tersebut, angka kelahiran wanita juga turun drastis, yang berdampak pada jumlah rumah kosong yang semakin meningkat.