Stellantis, sebuah konglomerat dengan 14 merek, telah menunjuk CEO baru setelah mantan pemimpinnya meninggalkan jabatannya tahun lalu. Antonio Filosa, veteran perusahaan selama 25 tahun, diseleksi sebagai penggantinya setelah kepemimpinan sebelumnya diwarnai perselisihan dengan dewan direksi. Dia kini dihadapkan dengan tugas berat untuk membalikkan keadaan Stellantis, sebuah entitas hasil merger antara Fiat Chrysler dan PSA Group, yang memiliki beragam merek mobil terkenal seperti Fiat, Jeep, Citroën, dan Opel.
Filosa, seorang asal Italia dengan pengalaman luas di Fiat Group sejak tahun 1999, sebelumnya menjabat sebagai CEO Jeep dan Chief Operating Officer Amerika. Dia diberi tanggung jawab untuk memperbaiki operasional perusahaan, memperkuat hubungan dengan dealer, serikat pekerja, dan pemasok, serta memimpin transisi perusahaan ke mobil listrik dan perangkat lunak di tengah dinamika industri otomotif yang berubah.
Meskipun penjualan mobil baru, termasuk mobil listrik, masih relatif kuat, laporan dari S&P Global Mobility memperkirakan adanya penurunan penjualan bulan Mei yang dipicu oleh ketidakpastian tarif dan konsumen yang bersiap menghadapinya. Meski beberapa produsen seperti GM telah memperlihatkan komitmen mereka pada mobil listrik, realitasnya masih menunjukkan penjualan mobil bensin yang dominan, seperti yang terjadi pada pabrik motor GM di Buffalo yang kini akan kembali memproduksi mesin V8.
GM, meskipun terus berinvestasi dalam mobil listrik, juga memperkuat bisnis truk dan SUV bertenaga bensin sebagai sumber pendapatan utamanya. Namun, upaya untuk beralih sepenuhnya ke mobil listrik tetap merupakan tantangan yang harus dihadapi produsen mobil besar untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang dalam industri otomotif.
