Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan kekhawatiran terhadap tren pemanasan global yang semakin meningkat. Menurutnya, Indonesia menghadapi dampak perubahan iklim dalam posisi yang sangat rentan saat ini. Perubahan suhu yang terus meningkat dan cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi, seperti banjir dan kekeringan, telah mempengaruhi banyak sektor, termasuk ketahanan air dan pangan.
Data dari BMKG menunjukkan bahwa suhu udara di Indonesia terus meningkat, dengan sebagian besar wilayah mengalami suhu di atas persentil ke-95 sepanjang tahun. Dwikorita menegaskan bahwa tren ini berpotensi memperparah dampak perubahan iklim, terutama dalam bentuk cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan.
Untuk mengatasi krisis air yang semakin memburuk, Dwikorita menyoroti pentingnya restorasi sungai dan pemanenan air hujan sebagai solusi utama. Dengan pelaksanaan terkoordinasi dan berbasis data ilmiah yang akurat, kedua solusi ini diharapkan dapat mengurangi dampak perubahan iklim yang semakin terasa oleh masyarakat, terutama di wilayah yang mengalami kekurangan air bersih.
Dwikorita menekankan bahwa penanganan perubahan iklim bukanlah masalah jangka pendek, melainkan tantangan besar yang memerlukan pendekatan jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengelolaan air yang lebih cerdas dan adaptif serta kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi dampak perubahan iklim dan menjaga keberlangsungan lingkungan hidup untuk generasi masa depan.
