Indonesia dikelilingi oleh sejumlah zona megathrust yang dapat pecah kapan saja tanpa peringatan, menyebabkan gempa besar dan tsunami yang berpotensi memicu bahaya. Zona megathrust ini merupakan pertemuan antara lempeng tektonik yang dapat melepaskan energi dalam siklus berulang selama ratusan tahun. BMKG menyatakan keprihatinan terhadap dua megathrust di Indonesia yang sudah lama tidak mengalami pergeseran atau ‘pecah’, seperti yang terjadi pada gempa 7,1 Magnitudo di Jepang. Seismic gap, yang merupakan zona potensial untuk gempa bumi besar, bisa menjadi ancaman serius jika tidak terjadi pergeseran dalam waktu lama. Perkiraan terakhir gempa di wilayah megathrust selatan Indonesia menunjukkan bahwa segmen ini memiliki potensi untuk pembentukan segmen baru dengan potensi gempa besar. Para ahli masih belum dapat memprediksi secara tepat kapan megathrust tersebut akan terjadi, namun perlu meningkatkan kewaspadaan terutama di Pulau Jawa yang memiliki populasi terbesar di Indonesia. Dari segi peningkatan kewaspadaan, berdasarkan data dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia, terdapat 13 zona megathrust di Indonesia, di antaranya adalah Megathrust Andaman-Sumatra, Nias-Simeulue, Batu, Mentawai-Siberut, Mentawai-Pagai, Enggano, Selat Sunda-Banten, Jawa Barat, Jateng-Jatim, Bali, NTB, NTT, Laut Banda Selatan, Laut Banda Utara, Sulawesi Utara, dan Filipina-Maluku. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya gempa dan tsunami di Indonesia.
Zona Megathrust Indonesia: Bahaya Gempa-Tsunami
