Samsung memiliki keuntungan di tengah perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China, sangat berbeda dengan Apple. Perbedaan utama terletak pada tempat perakitan, dimana iPhone Apple diproduksi di China sedangkan Samsung di Vietnam, India, atau Korea Selatan. Samsung tidak bergantung sepenuhnya pada China seperti Apple, hal ini menjadi relevan karena perang dagang antara AS dan China telah menyebabkan tarif impor China naik hingga 145 persen.
Meskipun Apple telah memindahkan sebagian produksi ke India, sebagian besar produksi iPhone masih tetap di China. Perangkat smartphone dan teknologi lainnya masuk dalam pengecualian tarif resiprokal Presiden Donald Trump. Samsung juga tidak kebal terhadap tarif namun memiliki keunggulan karena tidak sepenuhnya bergantung pada China.
Berdasarkan analisis dari Counterpoint Research, Samsung mungkin tidak terlalu terdampak, namun hal ini tidak langsung menghasilkan peningkatan penjualan eksponensial. Industri teknologi sangat tergantung pada China untuk produksi massal berbagai perangkat konsumen. Ketegangan perdagangan antara AS dan China semakin meningkat, dengan Trump mengancam tarif yang lebih tinggi.
Dalam menghadapi situasi ini, Samsung memiliki keuntungan dengan memiliki pabrik perakitan di berbagai negara dan sebagai produsen komponen elektronik. Samsung memiliki keunggulan karena terintegrasi secara vertikal dan memiliki operasional di berbagai negara. Situasi Samsung dan Apple menunjukkan perbedaan ketergantungan pada negara tertentu dan dampak tarif yang dihadapi.