China telah memberlakukan pembatasan ekspor logam tanah jarang (LTJ) sebagai tanggapan terhadap kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Tindakan ini berdampak pada pasokan mineral tersebut ke Barat menimbulkan kesulitan dalam produksi senjata, barang elektronik, termasuk kendaraan listrik. Langkah ini semakin meningkatkan ketegangan perang dagang antara China dan AS, dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia. China memproduksi sekitar 90 persen logam tanah jarang di dunia, sementara AS hanya memiliki satu tambang logam tanah jarang dan sebagian besar pasokannya berasal dari China. Kebijakan tersebut merupakan balasan atas kenaikan tarif yang dilakukan Trump terhadap produk China hingga 54 persen. Pembatasan ekspor tidak hanya mencakup mineral-mineral yang ditambang, tetapi juga magnet permanen dan produk jadi lainnya yang sulit digantikan. Aturan ini akan mempengaruhi tidak hanya AS, tetapi juga negara lain. Beberapa perusahaan AS seperti Lockheed Martin, Tesla, dan Apple menggunakan logam tanah jarang China dalam rantai pasokan mereka. Langkah China ini menunjukkan dominasinya atas penambangan dan pengolahan mineral-mineral penting sebagai senjata ekonomi.
Ekspor Mineral China Terkena Dampak Tarif Trump
