China menegaskan bahwa salah satu syarat penting dalam kesepakatan penjualan TikTok ke Amerika Serikat adalah mematuhi hukum negaranya. Pernyataan ini merupakan respons atas langkah Presiden AS Donald Trump yang memperpanjang batas waktu penjualan TikTok selama 75 hari. Keputusan Trump ini diambil setelah kesepakatan untuk memisahkan aset TikTok di AS ditunda, dengan sumber-sumber menyebut bahwa China menolak kesepakatan tersebut setelah pengumuman tarif Trump.
China menegaskan bahwa proses kesepakatan harus sesuai dengan hukum ekonomi pasar yang berlaku, tanpa merampas secara paksa, dan harus melindungi hak-hak serta kepentingan perusahaan yang sah. Hal ini diungkapkan oleh juru bicara kementerian perdagangan China dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs web resmi mereka, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Sesuai dengan undang-undang yang dikeluarkan oleh Beijing pada tahun 2020, algoritme yang digunakan oleh TikTok untuk operasinya dianggap sebagai inti dari seluruh operasi ByteDance, perusahaan induk TikTok. Oleh karena itu, ekspor algoritme apapun harus melalui persetujuan pemerintah China. Di sisi lain, Trump masih optimis bahwa kesepakatan untuk membeli TikTok dari ByteDance akan berjalan lancar, meskipun Amerika Serikat dan China sedang terlibat dalam perang dagang.
Trump telah berusaha menarik beberapa calon investor yang akan membeli aset TikTok dan menyatakan bahwa masih ada beberapa tawaran yang sedang dipertimbangkan. Meski demikian, Trump juga menyadari perlunya menunggu perkembangan hubungan AS-China terlebih dahulu sebelum kesepakatan akuisisi dapat direalisasikan.