Aliansi antara Nissan dan Renault membawa berbagai manfaat bagi produsen mobil, termasuk pengurangan biaya dan percepatan dalam pengembangan produk baru. Dengan fokus Nissan pada peluncuran kembali Micra sebagai Renault 5 yang dimodifikasi, kemitraan tersebut juga memunculkan rencana untuk merilis versi Twingo yang lebih kecil dan bergaya retro. Mobil segmen A ini akan dikembangkan oleh Ampere, perusahaan mobil listrik milik Group Renault.
Meskipun belum ada gambar resmi, Nissan menjelaskan bahwa mobil ini akan memiliki desain unik dan akan menonjolkan gaya khas Nissan. Di sisi lain, perusahaan telah memutuskan untuk tidak lagi berinvestasi dalam Ampere setelah mewujudkan proyek mobil listrik kecil sebelumnya. Sementara itu, perubahan dalam aliansi Renault-Nissan terjadi dengan penurunan kepemilikan saham silang, memungkinkan kedua perusahaan untuk mengurangi ketergantungan mereka pada satu sama lain.
Rencana Nissan untuk merilis Rogue PHEV yang berbasis pada Outlander PHEV Mitsubishi menunjukkan strategi yang efisien dalam memperkenalkan produk baru ke pasar. Dengan penggunaan arsitektur CMF-CD yang sama, Nissan dapat dengan cepat memanfaatkan model yang sudah ada untuk mencapai target pasar yang lebih luas. Selain itu, Nissan juga memiliki rencana untuk membawa kembali model legendaris seperti Silvia dan GT-R, meskipun fokus saat ini adalah pada kesuksesan SUV dan sedan baru serta Nissan Leaf generasi kedua yang telah diubah menjadi crossover.
Dengan berbagai inovasi dan strategi baru yang diterapkan, Nissan terus berusaha untuk memperkuat posisinya di pasar otomotif global. Dari rebadging model Renault hingga pengembangan kendaraan listrik dan hibrida, Nissan mengejar diversifikasi portofolio produknya untuk memenuhi tuntutan konsumen yang semakin berkembang. Semua langkah ini diharapkan dapat membawa Nissan menuju kesuksesan yang lebih besar di masa depan.