Gempa berkekuatan M6,6 yang melanda Selandia Baru tidak akan berdampak ke wilayah Indonesia, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Kejadian gempa tercatat pada Selasa (25/3) di bagian selatan Selandia Baru dengan kedalaman hiposenter 10 km. Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Australia ke bawah Lempeng Pasifik dan memiliki mekanisme pergerakan naik. Meskipun warga Southland dan Fiordland diimbau untuk menjauhi pantai, hasil monitoring BMKG menunjukkan tidak ada ancaman tsunami. Pusat gempa yang terletak di laut dan jauh dari daratan juga menyebabkan minimnya kerusakan bangunan.
Daryono menegaskan bahwa gempa ini tidak menimbulkan dampak tsunami di Indonesia dan masyarakat diminta tetap tenang. Selandia Baru, berada di perbatasan dua lempeng tektonik utama, dikenal sering diguncang gempa. Catatan BMKG mencatat bahwa gempa berkekuatan 6,3 telah menghancurkan sebagian besar Christchurch pada tahun 2011. Sebelumnya, gempa M6,7 juga terjadi di South Island Selandia Baru pada Selasa (25/3). Meski Badan Manajemen Darurat Nasional Selandia Baru mengimbau warga menjauhi pantai, tidak ada potensi ancaman tsunami yang diidentifikasi.
