Mengapa Gempa Myanmar Sangat Dahsyat: Penjelasan Pakar

by -16 Views

Gempa Myanmar yang terjadi dengan magnitudo 7,7 pada Jumat (28/3) meninggalkan kerusakan parah dan korban jiwa yang terus bertambah. Episentrum gempa berada di regional Sagaing dekat dengan Mandalay dan terjadi pada kedalaman dangkal, sekitar 10 kilometer, di sesar Sagaing yang merupakan sesar mendatar atau strike-slip. Hingga saat ini, korban jiwa di Myanmar telah mencapai 694 orang per Sabtu (29/3), dengan 1.670 orang terluka. Kerusakan dari gempa ini juga merambah ke negara tetangga seperti Bangkok, Thailand, dan Yunan, China. Gempa ini merupakan yang terbesar di Myanmar sejak 1912 dan yang paling merusak sejak negara ini merdeka pada 1948.

Myanmar terletak di zona pertemuan dua lempeng tektonik dan memiliki aktivitas seismik yang cukup tinggi. Meskipun jarang terjadi gempa bumi besar di wilayah Sagaing, namun gempa ini dapat terjadi akibat pergerakan lempeng India dan Eurasia yang saling bersinggungan. Gempa besar terakhir terjadi pada 2012 dengan magnitudo 6,8 dan menewaskan puluhan orang. Pakar gempa mencatat bahwa gempa yang terjadi pada 28 Maret 2025 merupakan yang terbesar dalam 75 tahun terakhir di Myanmar.

Dampak gempa Myanmar juga diperparah oleh kedalaman gempa yang dangkal, membuat kerusakan semakin dahsyat. Peneliti Survei Geologi Inggris, Roger Musson, menyatakan bahwa gempa yang terjadi pada kedalaman dangkal akan memberikan gelombang kejut yang kuat dan langsung ke permukaan, memberi dampak penuh pada bangunan-bangunan. Prediksi USGS menyebutkan bahwa korban jiwa gempa Myanmar dapat mencapai 10 ribu orang dan akan mengguncang 7 persen PDB Myanmar. Kejadian seismik besar yang jarang terjadi di Sagaing menunjukkan bahwa infrastruktur di wilayah tersebut belum siap untuk menghadapi guncangan besar, sehingga kerusakan bisa lebih parah.

Source link