Ilmuwan telah mengungkap bahwa peluang manusia tertelan paus, seperti dalam kisah Nabi Yunus, sangat kecil karena pertimbangan biologi mamalia laut tersebut. Kisah Nabi Yunus tentang ditelan paus dapat ditemukan dalam beberapa surah Al Quran, seperti Ash-Shaffat ayat ke-141. Kisah ini dimulai ketika Nabi Yunus naik ke sebuah kapal setelah putus asa dengan dakwahnya kepada kaumnya di Ninawa, Irak, yang tidak juga beriman kepada Allah.
Kapal berhenti tiba-tiba di tengah laut karena keberadaan Nabi Yunus di dalamnya. Selanjutnya, melalui undian, Nabi Yunus dipilih untuk dibuang ke laut agar kapal tidak tenggelam. Menurut Al Quran (QS: 37:141), Yunus ikut undian dan akhirnya terdampar di dalam paus. Setelah bertaubat, ia dibebaskan dari paus dan kembali ke kaumnya.
Meskipun kisah manusia tertelan paus seperti Nabi Yunus terjadi, seperti yang dialami oleh Michael Packard pada 2021, kejadian ini lebih merupakan kecelakaan daripada kesengajaan. Ahli sains menyatakan bahwa paus sebenarnya tidak bisa menelan manusia karena struktur anatomisnya yang tidak memungkinkan. Paus memiliki kerongkongan yang terlalu kecil untuk menelan sesuatu yang lebih besar dari bola pantai.
Dalam penelitian yang lebih mendalam, dapat disimpulkan bahwa paus tidak termasuk dalam daftar makanan paus spermatik atau paus pembunuh. Meskipun ada kemungkinan beberapa spesies paus tertentu dapat menelan manusia, tetapi manusia tidak akan bertahan jika tertelan karena tidak adanya oksigen di dalam perut paus. Sehingga, manusia tidak mungkin bisa bertahan dalam kondisi tersebut. Oleh karena itu, meskipun ada kisah-kisah tentang manusia tertelan paus, secara fisik ini adalah situasi yang sangat tidak mungkin terjadi.