Ditemukan Ular Death Adder Bertaring Tiga di Australia
Seekor ular death adder yang memiliki taring tambahan ditemukan di Australia. Keberadaan taring ekstra ini membuat ular tersebut menjadi lebih berbahaya karena dapat menyuntikkan lebih banyak bisa. Billy Collett, manajer taman di Australian Reptile Park, tempat ular tersebut tinggal, mengatakan bahwa ini merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ular ini telah menjadi bagian dari program bisa (racun) selama tujuh tahun, namun taring ketiga baru terlihat belakangan ini.
Taring ketiga ular ini terletak di sisi kiri mulutnya dan mampu menghasilkan bisa. Hal ini membuat ular ini memiliki bisa yang lebih besar per gigitan dibandingkan dengan ular berbisa biasa. Menurut akun resmi Australian Reptile Park, ini adalah pertama kalinya mereka melihat death adder dengan tiga taring. Billy Collett menyebut ular ini mungkin menjadi death adder paling berbahaya di dunia karena taring ekstra ini merupakan hasil mutasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Death adder merupakan kelompok ular berbisa asli Australia dan Papua Nugini. Ular ini memiliki serangan yang sangat cepat, dengan beberapa spesies mampu menggigit dan menyuntikkan bisa dari taringnya dalam waktu singkat. Bisa ular ini mengandung neurotoksin yang bisa menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Ular taring tiga ini adalah bagian dari program produksi antivenom Australian Reptile Park, dimana taring ekstra ini ditemukan saat proses pemerasan bisa.
Ular death adder bertaring tiga ini menghasilkan bisa yang jauh lebih banyak dari ular berbisa biasa. Meskipun belum jelas apakah hal ini disebabkan oleh taring tambahan atau ular yang memang menghasilkan bisa dalam jumlah besar. Ini merupakan penemuan yang sangat langka di Australian Reptile Park. Juru Bicara Australian Reptile Park mengatakan bahwa meskipun ada beberapa ular bertaring tiga di Australia, tidak ada yang tercatat sebagai death adder bertaring tiga.
