Dampak Kembali ke Bumi Setelah 9 Bulan di Antariksa bagi Astronaut

by -38 Views

Dua astronaut NASA, Sunita Williams and Butch Wilmore, telah kembali ke Bumi setelah menjalani misi di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 9 bulan. Keempat astronaut itu mendarat dengan selamat di lepas pantai Tallahassee, Florida di Teluk Meksiko. Kepulangan mereka menandai akhir dari misi yang seharusnya hanya berlangsung selama 10 hari, namun tinggal di luar angkasa memiliki dampak yang signifikan pada tubuh mereka.

Ketika kembali ke Bumi, para astronaut sering mengalami pusing, mual, dan kesulitan berjalan karena harus beradaptasi dengan gravitasi Bumi. Kondisi ini disebut “mabuk gravitasi” dan dapat mempengaruhi keseimbangan mereka. Selain itu, tanpa gravitasi untuk menarik cairan tubuh ke bawah, bagian wajah dan tubuh atas astronaut dapat membengkak, meningkatkan risiko hipotensi ortostatik.

Olahraga secara ketat dan rutin di ISS sangat penting untuk menjaga kepadatan tulang para astronaut. Namun, kekurangan gravitasi dapat menyebabkan kehilangan kepadatan tulang yang signifikan. Selain itu, tubuh mereka juga mengalami perubahan fisik yang mencolok, seperti kulit di kaki yang menjadi sangat lembut dan sensitif.

Dampak lain yang signifikan adalah terkait dengan radiasi luar angkasa. Astronaut di ISS terpapar radiasi yang dapat meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang, termasuk risiko kanker dan penyakit degeneratif. NASA mencatat bahwa paparan radiasi yang berkepanjangan dapat memiliki efek berbahaya pada tubuh manusia.

Meskipun kembali ke Bumi membawa sejumlah tantangan fisik dan kesehatan, pertumbuhan teknologi dan penelitian di luar angkasa terus diperlukan untuk memahami dampak tinggal di luar angkasa bagi tubuh manusia. Menjaga kesehatan fisik dan mental astronaut tetap menjadi prioritas dalam eksplorasi luar angkasa yang lebih jauh di masa depan.

Source link