Investasi Data Center Thailand Rp44 Triliun: Peluang Bisnis Terbaik

by -19 Views

Thailand telah menerima investasi senilai total US$2,7 miliar untuk pusat data dan layanan cloud, menambah portofolio investasi teknologi di negara tersebut. Dewan Investasi Thailand telah menyetujui nilai investasi ini pada Senin (17/3), menandai penambahan terbaru pada sektor teknologi yang sedang berkembang di Thailand. Proyek-proyek ini termasuk pusat data dari Beijing Haoyang Cloud & Data Technology dari Cina, Empyrion Digital dari Singapura, dan GSA Data Center 02 dari Thailand. Beijing Haoyang berencana untuk membangun pusat data 300 megawatt senilai 72,7 miliar baht, sementara perusahaan Thailand berinvestasi 13,5 miliar baht untuk pusat data 35 MW.

Pembangunan infrastruktur di Asia Tenggara, didorong oleh kemajuan teknologi AI, telah mempercepat perkembangan pusat data untuk menyimpan dan memproses data penting perusahaan. Dalam beberapa tahun terakhir, Thailand telah mendapat investasi dari perusahaan teknologi terkemuka seperti TikTok, Google, dan Amazon Web Services. Namun, mengapa tidak Indonesia? Menurut Chairman Indonesia Data Center Provider (IDPRO) Hendra Suryakusuma, beberapa faktor krusial termasuk ketidakpastian hukum dan regulasi data, serta skor rendah Ease of Doing Business (EoDB) Indonesia yang menjadi hambatan. Proses perizinan yang rumit dan praktik pungutan liar juga memperburuk iklim investasi, ditambah dengan gangguan dari organisasi masyarakat yang seringkali menghambat pembangunan infrastruktur.

Selain itu, Indonesia juga kurangnya insentif investasi yang dapat menarik investor, dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Negara-negara tersebut memberikan insentif pajak dan pembebasan bea masuk untuk impor chipset AI, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan perbaikan pada berbagai aspek untuk menarik investasi di sektor data center dan teknologi di masa depan.

Source link