Gerhana bulan total akan terjadi pada Kamis (13/3) hingga Jumat (14/3) dan fenomena ini terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar sehingga Bulan masuk ke dalam bayangan Bumi. Saat Gerhana Bulan Total, seluruh Bulan berada di bagian tergelap bayangan Bumi yang disebut umbra. Saat Bulan berada di dalam umbra, Bulan akan tampak berwarna merah jingga, sehingga fenomena ini kadang-kadang disebut “Blood Moon.”
Untuk melihat Gerhana Bulan Total, Anda tidak memerlukan peralatan khusus namun penggunaan teropong atau teleskop akan menyempurnakan pengalaman Anda. Lingkungan yang gelap dan jauh dari cahaya terang diperlukan untuk melihat dengan jelas. Pada malam Gerhana Bulan, pemandangan planet Jupiter dan Mars juga bisa dilihat di langit barat.
Penyebab Bulan tampak merah saat gerhana mirip dengan alasan langit kita berwarna biru dan Matahari terbenam berwarna merah. Cahaya Matahari sebenarnya mengandung pelangi dengan berbagai komponen yang memiliki sifat fisik yang berbeda. Selama gerhana Bulan, Bulan tampak merah atau oranye karena cahaya Matahari yang tidak terhalang oleh planet kita disaring melalui atmosfer Bumi yang tebal, sehingga Bulan terlihat seperti diproyeksikan oleh semua matahari terbit dan terbenam di dunia.
Meskipun Gerhana Bulan Total pada 13-14 Maret tidak bisa disaksikan di Indonesia, tetapi ada Gerhana Bulan Total pada 7 September 2025 yang bisa disaksikan dari Indonesia. Fenomena ini bisa dilihat mulai pukul 22.28 WIB hingga 8 September pukul 03.55 WIB. Jadi, meskipun kali ini kita tidak bisa menyaksikannya, ada kesempatan di masa depan untuk menikmati fenomena alam yang langka ini.