Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa sebagian wilayah Indonesia timur memiliki kesempatan untuk menyaksikan fase akhir dari fenomena Gerhana Bulan Total yang terjadi hari ini, Jumat (14/3). Gerhana Bulan terjadi ketika cahaya Matahari terhalang oleh Bumi sehingga tidak seluruhnya menyinari Bulan. Hal ini disebabkan oleh dinamika pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan yang hanya terjadi saat fase purnama. Gerhana Bulan Total berlangsung saat posisi Bulan-Matahari-Bumi sejajar, membuat Bulan masuk ke umbra Bumi yang membuatnya terlihat gelap.
Proses Gerhana Bulan Total melalui beberapa fase, yaitu fase penumbra awal, fase sebagian, fase total, puncak gerhana, fase total akhir, kembali ke fase sebagian, dan fase penumbra akhir. Wilayah Indonesia tidak sepenuhnya dapat menyaksikan Gerhana Bulan Total, namun beberapa wilayah di Indonesia timur dapat menyaksikan fase penumbra akhir dari fenomena ini, dimulai pukul 19.00 WIT. Wilayah-wilayah tersebut antara lain seluruh Papua, Maluku Utara dan Maluku, bagian Timur NTT, sedikit bagian Timur Sulawesi Tengah, serta bagian Timur Sulawesi Utara. Pengguna dapat mengamati gerhana Bulan tanpa peralatan khusus, namun teropong atau teleskop dapat meningkatkan pengalaman melihatnya. Kondisi lingkungan yang gelap dan minim cahaya juga diperlukan untuk pemandangan terbaik.
Meskipun sebagian besar fase gerhana tidak dapat disaksikan di Indonesia, masyarakat Tanah Air dapat menyaksikan gerhana lain pada beberapa bulan mendatang. Gerhana Bulan Total akan kembali terjadi di Indonesia pada 7 September 2025. Menurut BRIN, Gerhana Bulan Total pada September dapat disaksikan mulai pukul 22.28 WIB hingga 8 September pukul 03.55 WIB. Saksikan pula video CNN terkait informasi ini.