TikTok Memilih Thailand Sebagai Data Center untuk Pengguna RI

by -16 Views

TikTok telah memutuskan untuk membangun pusat data di Thailand daripada di Indonesia, meskipun jumlah pengguna TikTok di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan dengan Thailand. Hal ini bisa dilihat dari data Statista pada Februari 2025 yang menunjukkan Indonesia memiliki 107,69 juta pengguna, hampir tiga kali lipat lebih banyak daripada jumlah pengguna di Thailand yang hanya 34,01 juta. Meskipun Indonesia merupakan penyumbang pengguna TikTok terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat, tetapi Thailand dipilih untuk investasi pusat data.

Keputusan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci, termasuk ketidakpastian hukum dan regulasi data di Indonesia. Selain itu, rendahnya skor Indeks Kemudahan Berbisnis Indonesia, yang hanya mencapai 69,6 dari 100 poin, serta proses perizinan yang rumit dan praktik pungutan liar, juga menjadi kendala dalam investasi di sektor data center. Malaysia dan Thailand memberikan insentif pajak dan pembebasan bea masuk untuk investasi data center, sementara Indonesia belum memiliki skema insentif yang jelas, membuat investasi di sini terlihat terlalu berisiko bagi investor.

Meskipun demikian, Indonesia memiliki potensi besar di sektor data center dengan populasi yang besar, penetrasi internet tinggi, dan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat. Namun, perbaikan dari sisi regulasi dan insentif investasi sangat diperlukan agar Indonesia dapat menjadi hub data center di Asia Tenggara. Apabila kondisi saat ini tidak berubah, Indonesia berisiko kehilangan momentum dan hanya menjadi pasar konsumen bagi negara lain. TikTok telah menyatakan komitmennya untuk melakukan investasi data center di Thailand senilai US$8,8 miliar selama 5 tahun mendatang, sejalan dengan tren perluasan pusat data perusahaan teknologi global di Thailand.

Source link