Pada bulan Maret, sejumlah fenomena langit menarik akan terjadi, salah satunya adalah Gerhana Bulan Total yang dijadwalkan terjadi pada Kamis, 13 Maret. Gerhana sendiri terjadi karena Bumi, Bulan, dan Matahari berada dalam konfigurasi tertentu. Menurut peneliti antariksa BRIN, Gerhana Puananadra Putri, Gerhana Bulan Total aman untuk disaksikan dengan mata telanjang. Saat puncak gerhana, Bulan akan tampak memerah karena pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi. Meskipun gerhana ini tidak bisa disaksikan dari Indonesia, namun beberapa bulan mendatang akan ada Gerhana Bulan Total yang bisa disaksikan dari Indonesia pada 7 September 2025. Selain itu, Gerhana Bulan Total yang terjadi minggu ini juga menandai kembalinya fenomena tersebut ke Amerika Utara setelah 2 tahun absen. Pengamatan gerhana di malam itu sangat bagus untuk sebagian besar wilayah Amerika Serikat dan Kanada, dengan bagian barat benua ini memiliki pemandangan terbaik. Durasi totalitas gerhana ini juga berlangsung lebih lama dari biasanya, yaitu selama 1 jam 6 menit. Hanya saja, bagi mereka yang berada di seberang Atlantik, gerhana akan terlihat rendah di langit barat saat Bulan menjelang terbenam pada hari Jumat. Ini merupakan momen langka yang patut disaksikan untuk memahami keajaiban alam semesta.
Gerhana Bulan Total Pekan Ini: Indonesia Ikut Berpartisipasi
