Berita terkini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Jabodetabek tidak akan mengalami hujan lebat dalam kurun waktu seminggu ke depan. Prakiraan cuaca menunjukkan bahwa hujan hanya akan terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah tersebut. Proyeksi Hujan Wilayah Jabodetabek untuk periode 7-13 Maret mengindikasikan bahwa hujan lebat kemungkinan hanya akan terjadi di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor pada tanggal 8-9 Maret. Sementara itu, daerah lain diprediksi akan diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
BMKG juga telah mengidentifikasi keberadaan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) di Kwadran 2 (Samudera Hindia) yang kemudian akan bergerak menuju Kwadran 3 dan 4 (Maritime Continent). Fenomena ini berpotensi menyebabkan hujan di wilayah Indonesia. Selain itu, terdapat notifikasi mengenai adanya Bibit Siklon Tropis 98S di Samudra Hindia Barat dekat Bengkulu yang sedang menjauh dari wilayah Indonesia. Meskipun demikian, sistem ini masih berpengaruh dengan adanya low level jet di sekitar wilayah barat Sumatra Barat hingga barat daya Jawa.
Meski terdapat dinamika atmosfer signifikan, dampaknya terhadap curah hujan di Jabodetabek tergolong minim. Guswanto dari BMKG mengungkapkan bahwa puncak curah hujan di wilayah tersebut sebelumnya terjadi pada tanggal 2-4 Maret. Meskipun demikian, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah lain. Prakiraan cuaca di Jabodetabek diperkirakan masih ekstrem hingga 11 Maret mendatang, bahkan hingga pengujung Dasarian II Maret, menyesuaikan dengan perbedaan antara prakiraan dasarian dan prakiraan harian. Ini menegaskan pentingnya pengamatan cuaca yang akurat untuk meminimalisir risiko dampak ekstrem cuaca.