Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyoroti beberapa faktor utama yang dapat mempercepat transformasi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. Brian menyatakan bahwa AI bukan lagi hanya masa depan, tetapi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. AI juga telah merambah ke berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pemerintahan.
Menurut Brian, penguasaan AI tidak hanya tentang menguasai teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakannya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal ini disampaikannya saat peresmian Fakultas Artificial Intelligence (FAI) di Universitas Pelita Harapan (UPH) di Jakarta. Brian menekankan bahwa regulasi, infrastruktur, sumber daya manusia (SDM), otoritas data, update teknologi, dan peran organisasi profesi adalah faktor penting yang perlu diperhatikan dalam mempercepat transformasi AI di Indonesia.
Menurut Brian, regulasi yang melindungi semua pihak terkait isu-isu seperti mahadata, big data, privasi, dan etika penggunaan sangat diperlukan. Infrastruktur yang kuat dalam ekosistem teknologi digital juga menjadi kunci keberhasilan AI. Selain itu, pentingnya memberikan pendidikan, pelatihan vokasi, dan program pembelajaran sepanjang hayat kepada generasi muda dan tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi perkembangan AI.
Brian juga menyoroti pentingnya mekanisme pengelolaan dan pengawasan data yang jelas, serta perlunya pembaruan panduan kemanfaatan teknologi agar sesuai dengan perkembangan teknologi dan tantangan yang muncul. Organisasi profesi di bidang teknologi dan AI juga diharapkan dapat berperan aktif dalam membangun standar kompetensi, memberikan sertifikasi, dan memastikan implementasi AI yang bermanfaat bagi masyarakat. Pemerintah juga akan terus mendukung pengembangan pendidikan berbasis teknologi untuk membangun ekosistem AI yang inklusif dan berdaya secara global.