Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memulai operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengurangi curah hujan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mulai tanggal 4 hingga 8 Maret. Tindakan ini bertujuan untuk mengatasi bencana hidrometeorologi, terutama banjir. OMC, atau dikenal juga sebagai Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), telah dikenal sejak tahun 1977, dengan nama lain hujan buatan.
Inisiatif OMC muncul setelah Presiden Soeharto melihat kemajuan pertanian di Thailand yang disebabkan oleh modifikasi cuaca. Selama satu dekade terakhir, frekuensi bencana hidrometeorologi seperti kebakaran hutan, longsor, dan banjir semakin meningkat. Oleh karena itu, penggunaan TMC berkembang sebagai upaya mitigasi bencana.
TMC diperluas sesuai dengan kebutuhan, mulai dari penanggulangan kebakaran hutan, pengurangan curah hujan ekstrem, hingga pengamanan infrastruktur dan acara kenegaraan. Operasi Modifikasi Cuaca dilakukan untuk mengurangi intensitas hujan di daerah target dengan memicu potensi awan hujan melalui penebaran garam ke dalam awan.
Meskipun disebut sebagai hujan buatan, TMC tidak mampu menciptakan hujan secara langsung. Metode penyemaian awan dari darat melalui menara Ground Based Generator (GBG) baru bisa diterapkan untuk pengisian waduk akibat posisi menara yang statis. Meski memiliki kelebihan dalam biaya operasional yang lebih murah dan dapat beroperasi 24 jam, menara GBG hanya dapat digunakan saat ada awan yang mendekat, karena bersifat statis. Semua ini adalah langkah penting dalam upaya pengendalian bencana hidrometeorologi yang terjadi di banyak wilayah.