Elon Musk, pemilik SpaceX, mengusulkan untuk segera menghancurkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang telah melayani penerbangan antariksa selama ini. Menurut Musk, ISS sudah mencapai tujuannya dan saatnya untuk fokus menuju perjalanan ke Mars. Meskipun jadwal resmi untuk menghancurkan ISS adalah pada 2030, Musk menyarankan agar dilakukan dalam dua tahun ke depan, namun keputusan finalnya tergantung pada Presiden AS Donald Trump.
ISS merupakan proyek konstruksi multi-negara yang merupakan struktur tunggal terbesar yang pernah ditempatkan manusia di luar angkasa. Dikenal sebagai karya kerjasama antar negara seperti Eropa, Amerika Serikat, Rusia, Kanada, dan Jepang, ISS memerlukan biaya sekitar US$3 miliar per tahun untuk dioperasikan. Sejak diluncurkan pada tahun 2000, 258 orang dari 20 negara telah mengunjungi ISS, dengan Amerika Serikat dan Rusia sebagai negara yang paling banyak berpartisipasi.
ISS memiliki berbagai fasilitas untuk astronaut di dalamnya, seperti ruang tidur, kamar mandi, pusat kebugaran, dan kubah dengan jendela 360 derajat ke arah Bumi. Stasiun luar angkasa ini mengorbit Bumi pada ketinggian sekitar 402 kilometer dengan kecepatan 28.000 km/jam, dan merupakan tempat tinggal bagi tujuh orang kru internasional yang bekerja menjelajah luar angkasa. Transportasi ke ISS dilakukan melalui kapsul Crew Dragon SpaceX atau Soyuz Rusia.
Dengan kehadiran ISS yang memberikan kontribusi besar dalam eksplorasi antariksa, pengusulan Elon Musk untuk menghancurkannya menimbulkan pertanyaan akan masa depan penjelajahan luar angkasa. Namun, keputusan akhir tetap bergantung pada kebijakan pemerintah terkait. Artinya, apakah ISS akan tetap berada di orbit atau benar-benar dihancurkan dalam waktu dekat.