Israel Menunjukkan Penolakan Terhadap Resolusi Gencatan Senjata DK PBB

by -84 Views
Israel Menunjukkan Penolakan Terhadap Resolusi Gencatan Senjata DK PBB

NEW YORK – Israel telah menunjukkan bahwa mereka akan menolak resolusi gencatan senjata yang disepakati oleh Dewan Keamanan PBB pada Senin (10/6/2024) di New York. Mereka menyatakan bahwa mereka tetap bertekad untuk menghabisi Hamas dari Jalur Gaza. Perwakilan PBB, Reut Shapir Ben Naftaly, mengatakan bahwa Israel akan terus melakukan operasi di Gaza untuk membebaskan tawanan yang ditahan di sana, menghancurkan kemampuan pemerintahan dan militer Hamas, serta memastikan Gaza tidak menjadi ancaman bagi Israel di masa depan.

Dia mengeluarkan komentar tersebut setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui gencatan senjata di Gaza dengan suara bulat. “Hal yang perlu dilakukan oleh Hamas untuk menghentikan perang adalah menyerahkan senjata dan menyerah,” kata dia seperti dilaporkan oleh Aljazirah. “Setelah tujuan ini tercapai, perang akan berakhir. Namun sayangnya, dalam delapan bulan terakhir, Hamas menolak,” katanya.

“Israel tidak akan terlibat dalam negosiasi yang tidak bermakna dan tak berujung, yang bisa dimanfaatkan oleh Hamas untuk memperpanjang waktu,” kata Ben Naftaly, koordinator politik misi Israel untuk PBB. “Sudah saatnya bagi dewan ini untuk menuntut pertanggungjawaban Hamas, menyalahkan mereka, dan mengutuk terorisme.”

Para pejuang Palestina termasuk Hamas melakukan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 untuk membebaskan Gaza dari pengepungan yang telah berlangsung lama oleh Israel. Mereka kemudian membawa sekitar 250 sandera militer dan sipil dari Israel untuk ditukar dengan ribuan warga Palestina yang ditahan tanpa proses hukum oleh Israel selama ini. Dalam serangan tersebut, Israel melaporkan sekitar 1.200 orang militer dan sipil tewas.

Israel kemudian melancarkan pembalasan brutal di Jalur Gaza melalui serangan militer dan blokade kebutuhan hidup. Hingga saat ini, agresi Israel telah menyebabkan lebih dari 37.000 orang tewas. Israel sedang diselidiki oleh Mahkamah Internasional atas tuduhan melakukan genosida di Gaza dalam serangan tersebut. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Panglima IDF Yoav Gallant juga menjadi incaran Mahkamah Pidana Internasional dengan tuduhan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

PBB baru-baru ini juga mencantumkan Israel dalam daftar hitam entitas yang mengancam nyawa anak-anak. Penolakan Israel terhadap gencatan senjata ini tidak hanya berlawanan dengan tekanan dari komunitas internasional, tetapi juga dengan keinginan warga sendiri. Anggota keluarga sandera terus mendesak pemerintahan Benjamin Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata untuk membebaskan sandera.

“Kami memahami bahwa misi penyelamatan seperti itu tidak dapat dilakukan untuk 120 orang (sandera yang tersisa), itulah sebabnya kami meminta pemerintah, yang semakin tidak populer, untuk melaksanakan rencana yang ada di mejanya,” kata Orit Meir, ibu dari Almog Meir Jan yang dibebaskan oleh tentara Israel dalam operasi pembantaian sekitar 280 warga Gaza di Nuseirat pada Sabtu lalu. Saat Hamas dituduh belum menerima kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan oleh Israel, kenyataannya adalah Israel yang terus melakukan pembantaian. Kantor berita WAFA melaporkan bahwa lima warga sipil tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan udara Israel yang menargetkan kota Rafah dan Khan Younis di selatan Jalur Gaza pada Senin (10/6/2024).

Sumber-sumber medis menyatakan bahwa lima warga sipil tewas dan 30 lainnya terluka akibat serangan udara pendudukan di kota Rafah, sementara kota tersebut juga menjadi sasaran penembakan artileri di sekitar Bundaran Al-Alam di barat kota tersebut. Sementara itu, pesawat tempur pendudukan juga menyerang tenda-tenda pengungsi di Mawashi Khan Yunis, menyebabkan beberapa warga sipil terluka. Jumlah korban jiwa akibat agresi Israel yang mematikan terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 37.124 pada Senin. WAFA juga melaporkan bahwa setidaknya 84.712 orang lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Setidaknya 40 orang tewas dan 218 lainnya terluka dalam serangan Israel dalam 24 jam terakhir. Banyak korban masih terperangkap di bawah reruntuhan dan di jalanan karena tim penyelamat belum dapat mencapai mereka.