The Right Kind Of Leadership For Indonesia

by -153 Views
The Right Kind Of Leadership For Indonesia

Ada dua tradisi utama dalam peradaban manusia: tradisi Barat yang mencakup Yunani Kuno, Romawi Kuno, dan pewaris dunia Barat, yaitu peradaban Eropa modern dan Amerika Utara, serta tradisi Timur yang didominasi oleh Tiongkok Kuno dan India Kuno.

Dari kedua tradisi utama ini, kita dapat belajar tentang karakteristik negara yang kuat. Negara dapat menjadi kuat jika merekalah yang dipercayakan untuk mengontrol dan memimpin memiliki kepribadian yang baik dan kuat.

Apa yang dimaksud dengan kepribadian yang kuat dalam tradisi Barat dan Timur tercermin dalam ajaran populer yang ditemukan di Indonesia. Indonesia pada dasarnya adalah produk dari kedua peradaban besar tersebut.

Selama ribuan tahun, peradaban di Nusantara sebagian besar dipengaruhi oleh peradaban Hindu-Buddha dari India dan peradaban Tiongkok.

Pada pertengahan abad ke-12, ke-13, dan ke-14, peradaban Barat datang: Spanyol, Portugis, Inggris, Belanda, dan Prancis. Para pemimpin Nusantara, khususnya yang memimpin perjuangan kemerdekaan, adalah produk dari Barat dan dari Timur.

Kepemimpinan militer Barat sangat dipengaruhi oleh Yunani Kuno, seperti yang digambarkan dalam kisah-kisah filsafat, mitos, dan sejarah dari Plato, Herodotus, dan Thucydides.

Ada kisah seorang pangeran, seorang jenderal militer, dan temannya pada suatu malam sebelum pertempuran esok hari. Mereka berada di pegunungan, dan udara sangat dingin. Sang pangeran berada di tenda dengan selimut tebal dan perapian hangat.

Teman tersebut bertanya kepada Panglima Besar, sang pangeran, ‘Apakah kau tahu bahwa para prajurit kita berada di luar tanpa tenda? Tanpa selimut tebal? Menahan dingin, dan mungkin juga kelaparan?’.

‘Tapi mengapa mereka tetap patuh dan setia padamu, yang sekarang nyaman di dalam tenda dengan selimut tebal? Apakah kau tahu mengapa? Karena mereka tahu bahwa besok, perintah yang keluar dari mulutmu akan menentukan nasib mereka. Itulah mengapa mereka membiarkanmu berada di tempat yang hangat. Mereka ingin kau segar, sehat, dan kuat besok agar perintahmu tidak merugikan nyawa mereka.’

Kisah ini menggambarkan tradisi kepemimpinan Barat. Para perwira dan pemimpin militer Barat diberi lebih banyak kenyamanan dan perlakuan yang lebih baik karena semua orang tahu bahwa hasil dari kepemimpinan mereka adalah perintah mereka yang tepat. Perintah mereka harus mampu mengantarkan pada kemenangan tanpa mengorbankan terlalu banyak nyawa.

Semangat kepemimpinan militer Timur agak berbeda. Kita dapat menggambarkan tradisi kepemimpinan Timur ini dari kepemimpinan seorang jenderal terkenal dari cerita sejarah Tiongkok Kuno seperti Jenderal Wu Chi (Wu Qi).

Wu Chi terkenal karena selalu berada di tengah para prajuritnya. Jika prajuritnya berjalan, dia akan berjalan bersama mereka. Dia tidak ingin naik kuda atau kereta. Pakaiannya sama dengan para prajuritnya. Dia makan makanan yang sama dengan prajuritnya. Jika prajuritnya tidak tidur di tenda, dia juga tidak ingin menggunakan tenda. Dia akan tidur di luar bersama prajuritnya.

Itulah gaya kepemimpinan Wu Chi. Karena itu, para prajuritnya sangat menyukainya. Di dalam pertempuran-pertempuran itu, dia tidak perlu menegur, tidak perlu memimpin dengan kekerasan. Para prajuritnya sangat mencintainya sehingga mereka menangkan setiap pertempuran. Inilah gaya kepemimpinan Timur.

Di Indonesia, kita juga memiliki pemimpin seperti Wu Chi. Di antara pemimpin yang paling terkenal dari pasukan baret merah adalah Jenderal Mung Parahadi Mulyo. Dia dikenal sebagai komandan yang tidak memiliki pembantu di rumah.

Dia membersihkan lantainya sebelum pergi ke kantor. Istrinya dan keluarganya dilarang menggunakan mobil dinasnya. Dia membawa minumannya ke mana-mana. Pakaiannya juga seragam dengan TNI, meskipun mungkin dia bisa mengenakan pakaian yang bagus.

Dia dikenal sebagai orang yang tidak pernah ingin hidup di luar dari apa yang negara berikan padanya. Dia juga dikenal memiliki fisik yang sangat kuat. Sebelum memerintahkan para prajuritnya untuk melakukan sesuatu, dia melakukannya terlebih dahulu. Sebelum para prajuritnya turun dari tebing, dia melakukannya terlebih dahulu. Jika dia berlari bersama prajuritnya, dia selalu membawa senjata persis seperti para prajuritnya.

Pak Mung terkenal. Dia adalah komandan RPKAD yang berlari bersama para prajuritnya dari Cijantung menuju Terminal Cililitan.

Menurut pendapat saya, kepemimpinan yang cocok untuk Indonesia adalah kombinasi kepemimpinan Yunani dan kepemimpinan Wu Chi. Dengan kombinasi ini, kita dapat mengambil yang terbaik dari Barat dan Timur untuk menciptakan gaya kepemimpinan yang cocok untuk Indonesia.

Source link