Staf Ahli Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Leonardo Adypurnama A. A. Teguh Sambodo memberikan komentarnya mengenai skema migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Komentar tersebut disampaikan sebagai tanggapan terhadap peringatan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia tentang potensi migrasi penduduk ke IKN seiring dengan pembangunan infrastruktur yang semakin meningkat.
“Sebenarnya ada pola pengaturan mengenai pendatang yang telah diatur dalam rencana induk. Pola pengaturan ini akan terus mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung dari IKN, yang akan disesuaikan dengan rencana pembangunan IKN ke depan,” kata Leonardo di Menara BRILiaN, Jakarta, pada Kamis, 7 Maret 2024.
Leonardo menyebut bahwa saat ini ia tidak dapat memberikan detail mengenai pengaturan migrasi penduduk ke IKN. Pengaturan rinci tersebut akan dilakukan oleh Otorita IKN.
“Pastinya, IKN akan menjadi daya tarik bagi pendatang. Saat ini semuanya masih menunggu perkembangan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Leonardo menegaskan bahwa pihaknya akan mempertahankan zonasi tertentu agar penduduk yang datang tidak terpengaruh. Tata ruang IKN juga menjadi kunci penting dalam penataan populasi di IKN.
“Setelah selesai, hal ini akan memberikan pedoman sehingga orang dapat mengetahui di mana mereka dapat tinggal dan bekerja,” katanya.
Sebelumnya, Walhi Indonesia telah mengingatkan tentang potensi migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN) seiring dengan pembangunan infrastruktur yang terus meningkat. Hal ini dapat berdampak pada deforestasi hutan Kalimantan.
“IKN merupakan pusat kehidupan. Seperti memiliki magnet yang menarik orang untuk mendatanginya,” kata Pengkampanye Hutan dan Kebun Walhi Indonesia, Uli Arta Siagian.
Uli membandingkan migrasi ini dengan yang terjadi di Jakarta, di mana masyarakat sering datang ke ibu kota untuk mencari pekerjaan baru guna meningkatkan perekonomian.
“Migrasi penduduk ke IKN akan mengakibatkan pembukaan lahan yang lebih luas, termasuk untuk pemukiman. Fenomena ini berpotensi berdampak pada lingkungan hidup,” ujarnya.