REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, hasil survei sejumlah lembaga terhadap kinerja pemerintah akan dijadikan sebagai bahan evaluasi. Pemerintah, kata dia, akan terus melakukan perbaikan-perbaikan kinerja.
“Itu semua untuk evaluasi pemerintah, untuk koreksi kalau ada hal yang kurang atau ada hal-hal perlu diperbaiki karena apa pun data survei itu data lapangan secara umum,” kata Jokowi seusai penanaman padi di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (13/12/2023).
Ia mengakui, masih ada banyak hal yang harus diperbaiki oleh pemerintah dalam menjalankan program-programnya. Sehingga kita pakai angka itu sebagai bahan evaluasi, sebagai bahan koreksi, sebagai bahan untuk perbaikan-perbaikan.
“Untuk memperbaiki yang kurang-kurang karena masih banyak yang masih perlu diperbaiki,” ujar Jokowi.
Sebelumnya Litbang Kompas telah merilis hasil survei tingkat kepuasan kinerja pemerintahan Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin. Sebanyak 73,5 persen responden menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi. Sedangkan, 26,5 persen responden mengaku tidak puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.
“73,5 persen responden menyatakan puas dan 26,5 persen responden menyatakan tidak puas,” demikian dikutip dari survei Litbang Kompas, Rabu (13/12/2023).
Survei tersebut digelar pada periode 29 November-4 Desember 2023 dengan melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi.
Sementara Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga merilis hasil survei teranyar terkait tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi. Dari hasil survei yang dilakukan pada 3-5 Desember 2023 ini menunjukan adanya peningkatan kepuasan kinerja presiden menjadi 76 persen dari sebelumnya 70 persen pada Oktober 2023.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan menilai, jika tingkat kepuasan kepada presiden tetap pada level positif, tren tersebut akan terus berlanjut dan akan semakin meningkat.
“Tren kinerja presiden, dibandingkan 2 bulan lalu pada Oktober mengalami peningkatan positif. Tapi, belum mencapai angka seperti pada Juli 2023 yang mencapai 82 persen. Jadi, tingkat kepuasan kepada presiden tetap pada level positif dan kalau tren ini berlanjut bisa jadi makin meningkat, tergantung perkembangan situasi politik ekonomi ke depan,” kata Djayadi dalam rilis survei terbarunya: Debat Capres, Netralitas Pemilu, dan Elektabilitas, Ahad (10/12/2023).