Rahasia Ngeri di Balik Ekspor Senjata Israel, Palestina Jadi Tempat Uji Coba
Senjata yang digunakan oleh Israel dalam setiap perang mengalami lonjakan permintaan secara global. Serangan di Gaza saat ini disebut-sebut sebagai ‘laboratorium’ bagi industri senjata Israel. Dikutip dari Aljazeera, Sabtu (18/11/2023), tentara Israel merilis rekaman pada 22 Oktober dari unit komando Maglan yang menggunakan bom mortir 120mm berpemandu presisi baru yang dikenal dengan nama Iron Sting untuk melawan Hamas di Gaza. Produsen bom yang berbasis di Haifa, Elbit Systems telah mengiklankan senjata tersebut di situsnya sejak Maret 2021 ketika bom tersebut diintegrasikan ke militer Israel. Saat itu, Benny Gantz yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Israel dan sekarang menjadi bagian dari kabinet perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menyebutkan bahwa Iron Sting dirancang untuk menyerang sasaran dengan tepat, baik di medan terbuka maupun lingkungan perkotaan, sekaligus mengurangi kemungkinan kerusakan tambahan dan mencegah cedera pada korban yang tidak bertempur.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Mark Regev, mantan juru bicara Netanyahu, mengenai pendekatan keseluruhan negara terhadap perang di Gaza. Ia mengklaim bahwa Israel berusaha bertindak semanusiawi mungkin. Namun, lebih dari satu bulan setelah Israel melancarkan pemboman udara ke Gaza yang telah menewaskan 11.400 warga sipil Palestina, dan melukai 30.000 orang di jalur yang terkepung dan Tepi Barat yang diduduki. Lebih dari 4.700 anak-anak Gaza meninggal. Sementara itu, Hamas disebut telah menewaskan 1.200 orang dalam serangan tanggal 7 Oktober. Para analis mengatakan bahwa mesin pembunuh yang digunakan Israel mendapat peminat secara global.