Ratusan Mahasiswa ITB Diberi Kesempatan untuk Berinovasi dan Melakukan Penelitian Potensi Nikel

by -90 Views

Sekitar 300 mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mengikuti kuliah umum dari Harita Nickel. Mengambil tema “Tantangan Penambangan Nikel dan Keberlanjutan Lingkungan: Belajar dari Pulau Obi” semua mahasiswa mendapat informasi mengenai perkembangan industri nikel dan kebermanfaatannya.

Menurut Direktur Health Safety and Environment (HSE) Harita Nickel, Tonny Gultom, Indonesia adalah negara produsen nikel terbesar di dunia dengan total produksi diperkirakan mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48 persen dari total produksi nikel global.

Dengan potensi sebesar itu, kata Tonny, Indonesia menjadi negara strategis di dunia sejalan dengan permintaan global akan nikel terus tumbuh, terutama untuk keperluan industri seperti kendaraan listrik dan energi terbarukan.

Tonny mengatakan, nikel dekat dengan kehidupan sehari-hari sebagai campuran stainless steel untuk peralatan rumah tangga, campuran besi baja untuk bahan konstruksi bangunan dan rel kereta api, hingga digunakan dalam baterai dan teknologi energi terbarukan lainnya. Sehingga, membuat potensi pasar nikel semakin menarik.

Menurutnya, meningkatnya kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, terhadap isu kelestarian lingkungan membuat upaya ini mendapatkan sokongan positif dari banyak pihak.

Tonny menjelaskan, Pulau Obi, tempat beroperasinya Harita Nickel, adalah sebuah pulau dengan luas sekitar 2.345 kilometer persegi di Provinsi Maluku Utara yang menjadi salah satu tempat penambangan nikel terbesar di Indonesia. Nikel dari Pulau Obi, kata dia, telah berperan penting untuk peradaban baru dunia. Dari Pulau Obi, Indonesia banyak belajar dan berharap terkait pengembangan nikel melalui penerapan teknologi ramah lingkungan.

Selain memberikan kuliah umum, Harita Nickel juga membina kerja sama dengan perguruan tinggi dan sektor-sektor lain untuk mendorong hilirisasi dan pengembangan ekosistem industri yang lebih luas.

Kerja sama juga dilakukan dalam hal penelitian dan inovasi dalam industri nikel, termasuk pengembangan teknologi baru, pemrosesan yang lebih efisien, dan penggunaan yang lebih berkelanjutan. Khususnya bagi mahasiswa, acara kuliah umum ini juga memberikan pengetahuan dasar yang berguna dalam pengembangan karier mereka.

Salah satu mahasiswa yang hadir dalam kegiatan ini, Muhammad Sonny Abfertiawan mengatakan, kehadiran para praktisi di kampus sangat dibutuhkan untuk memberikan gambaran tentang dunia kerja sebenarnya. Khusus masalah bahasan nikel yang diangkat dalam kuliah umum ini, menurut dia, sangat relevan dengan kondisi kekinian.